“Pengen ke Jepang deh, eh ke Korea juga pengen sih, bisa ngunjungin lokasi-lokasi syuting K-Drama,”
“Kira-kira mending ke Jepang atau Korea ya?”
“Eh kalau ke Korea habis berapa duit sih? Sama Jepang lebih murah mana?”
“Gue pengen nabung ni buat jalan-jalan ke luar negeri, antara Jepang atau Korea, menurut lo mending ke mana?
Saya sering sekali mendapat pertanyaan model begini - Antara Jepang atau Korea - tapi inti dari semua pertanyaan tersebut biasanya akan bermuara pada “lebih mahal mana Jepang atau Korea?”
Berhubung saya adalah tipe semi backpacker, yang kebetulan sudah pernah mengunjungi ke dua Negara tersebut, maka berikut penjelasan saya based onpengalaman pribadi (setiap orang mungkin akan berbeda penjelasan ya). Oke mari kita mulai dari hal yang paling awal, yaitu tiket pesawat. Tanpa tiket pesawat gak mungkin bisa sampai ke sana kan, masa iya mau pake pintu doraemon? J
Tiket pesawat ke Jepang, untuk harga promo biasanya bisa dapat 5juta – 6juta PP tergantung maskapainya, sementara ke Korea bisa dapat sekitar 3,5 juta – 4jutaan. Waktu saya ke Jepang, dapat penerbangan Air Asia PP sekitar 5jutaan, tepatnya berapa agak lupa. Sedangkan waktu ke Korea, dengan maskapai yang sama, saya dapat tiket pesawat sekitar 3,9 juta sudah sama hotel 1 malam detail ceritanya bisa dilihat
di sini. So, untuk tiket pesawat Korea lebih murah!
Korea pake Visa, Jepang Gak
Yup, asalkan paspor yang kita miliki sudah e-paspor, maka kita cukup datang ke kedutaan Jepang, mengisi formulir, setelah itu formulir dan e-paspor diserahkan ke kedutaan. Tidak butuh waktu lama, kita akan mendapat ijin masuk ke Jepang, melalui sebuah stiker putih yang disebut sebagai visa waiver, ditempel di paspor kita. Berlaku selama 3 tahun, dengan maksimal 15 hari kunjungan per kedatangan. Sementara untuk bisa masuk ke Korea, kita kudu bikin Visa. Kebanyakan orang akan deg-degan ketika bikin Visa ini, mulai dari berapa tabungan yang harus mengendap di rekening, hingga ketakutan lainnya yang menghantui ketika mengurus Visa. Jangan sampai tiket sudah di tangan, tapi pengajuan visa ditolak. Untuk detailnya bisa baca di sini
di sini. So untuk urusan kemudahan masuk, Jepang Win!
Soal makanan dan harga makanan baik di Jepang dan Korea menurut saya untuk ukuran harga kurang lebih aja sih. Kalau dirupiahin mulai dari 60K sampai 85K sekali makan, tapi jangan khawatir, banyak cara untuk mengakali biaya makan yang cukup mahal untuk sekali makan ini. Saya yang cenderung sering laper, biasanya mengakali dengan sarapan di tempat menginap, kadang roti yg disediakan saya bawa beberapa untuk bekal di jalan. Bisa juga dengan membeli nasi kepal atau Kimbap (korea), onigiri (Jepang) di minimart di sana sebagai bekal di jalan. Harganya kalau di Korea (rate saat itu) sekitar IDR 8500, sementara untuk harga di Jepang (rate saat itu) sekitar IDR 12K. Beli dua juga cukup sebagai bekal di jalan kalau tetiba lapar. So untuk yang ini baik Korea maupun Jepang imbang.
Masih soal makanan, tapi ini lebih ke taste dan jenis makanan. Untuk hal ini sepertinya makanan Jepang lebih familiar di lidah orang Indonesia, seperti katsu-katsuan, ramen, juga sushi. Bahkan kalau bingung mau makan apa bisa makan di Yoshinoya. Sementara di Korea, kalau mau aman sih makan bibimbap, itu loh makanan yang nasi dan sayur-sayurannya dicampur jadi satu, biasanya juga ada telurnya. Nasi campur ala Korea lah. Selain itu biasanya kalau masuk ke restoran Korea kita akan disuguhkan side dish beraneka ragam. Side dishini kalau di Korea namanya Banchan, biasanya diantara side dish ini ada kimchi. Selain bibimbap juga bisa cobain Ramen ala korea disebutnya Ramyon, tapi hati-hati bagi yang muslim takutnya mengandung babi. Buat saya pribadi saya lebih suka rasa ramyon dibanding ramen. Sebenernya, makanan Korea ini juga mirip-mirip dengan Indonesia, hanya saja kurang familiar. Sebagai contoh Japchae Mujigae, ini mah kalau di kita bihun. Atau seperti yang sudah saya sebut di atas, bibimbap, kalau di kita mah nasi campur. Contoh lainnya Chamchijeon, yaelah ini mah perkedel. Satu lagi deh saya kasih contoh Bindaettok, ini sih bakwan. Jadi buat yang mau ke Korea dan bingung bakal makan apa di sana atau takut rasanya kurang sesuai di lidah, coba aja pesen makanan yang saya sebut tadi. Soal rasa, ya emang Indonesia masih juaranya. So untuk soal taste dan jenis makanan menurut saya juga imbang. Keunggulan Jepang (menurut saya) hanya karena lebih familiar saja.
Selanjutnya adalah transportasi. Ini penting ni untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Pilihan transportasi umum yang biasa digunakan adalah subway atau bis. Tapi saya pribadi lebih banyak menggunakan subway, baik selama di Jepang atau di Korea. Untuk harga, saya akan bilang, Korea jauuuuuuuuhhhhh lebih murah harga trasportasi subwaynya. Seriusan kalau dihitung-hitung saya cuma habis sektar IDR 300K selama 7hari 6malam. Jalur nya juga mudah, yang perlu diperhatikan hanya pintu keluar dari stasiunnya harus di exit berapa, karena kalau salah keluar bisa jauh memutar ke tempat yang dituju. Cara membaca jalur subwaynya juga mudah. Sementara kalau di Jepang, jalur subwaynya ada banyak, bisa dibaca
di sini . Saya sendiri pernah nyasar pas coba jalan-jalan sendiri di Tokyo, tapi tenang ga usah khawatir kita bisa bertanya pada penduduk lokal dan mereka dengan senang hati membantu.
Sementara itu, untuk yang berencana mengunjungi beberapa kota, akan lebih hemat dengan membeli JR Pass, karena bisa dipakai naik shinkansen juga. Tapi saat itu saya ga beli JR pass, beli tiket harian aja. Saat itu kota yang saya kunjungi hanya Tokyo, Osaka (hanya transit sebelum ke Kyoto). Dari Tokyo ke Osaka saya naik pesawat, dengan maskapai Jet Star, dari Osaka ke Kyoto naik Shinkansen – masa udah jauh-jauh ke Jepang, ga nyobain naik Shinkansen yekan. Harga dari Osaka ke Kyoto sekitar 1420 Yen, kalikan aja dengan kurs sekarang, sebaliknya pun harganya sama. Jadi untuk transportasi, Korea lebih murah.
Penginapan. Setelah sampai di Korea atau Jepang pastinya kita akan mencari penginapan, karena ga mungkin numpang tidur di masjid yekan. Nah, untuk penginapan kalau yang berbudget pas-pasan macam saya, cari aja hostel. Harganya kisaran dari IDR200K. Bisa cek di booking.com atau hostel.com, di Jepang juga kurang lebih sama, masih bisa dapat yang harga segituan. Rajin-rajin cari aja. So, soal penginapan Korea dan Jepang imbang lah ya.
Belanja. Soal belanjaan, karena saya cewek dan familiar dengan kosmetik Korea yang kalau di Jakarta harganya mahal, maka datang langsung ke Korea jadi surga banget untuk belanja kosmetik. Tinggal datang ke MyeongDong, dan bisa belanja kosmetik murah-murah, bahkan masker-masker wajah juga banyak promonya, seperti beli satu gratis satu, dan masker-masker ini bisa dijadiin oleh-oleh. Untuk yang pengen belanja seperti baju, tshirt, aksesoris,syal atau coat, bisa coba ke Nandaemun Market. Bahkan sebenarnya saat kita berada di stasiun subway juga banyak para pedagang yang menjajakan barang dengan harga murah. Saya sempat beli coat seharga hanya IDR 130K, soal kualitas cukup baik, karena masih sering saya gunakan kalau lagi musim hujan di Jakarta. Sementara di Jepang saya gak banyak belanja. Pertama karena kurang familiar dengan merk nya plus harganya lumayan mahal. So untuk urusan belanjaan, Korea lah ya jawaranya.
Jadi kalau ditanya murah mana, saya akan bilang Korea lebih murah. Tapi kalau ditanya lebih suka mana, saya akan jawab dua-duanya. Korea dan Jepang punya keunikannya masing-masing yang bikin pengen balik lagi dan lagi