Ditanya seperti itu kadang saya bingung mau jelasinnya seperti apa. Karena kalau mau dijelasin panjaaaang, bisa kaya kuliah 3 sks :p dan belum tentu yang nanya mau denger penjelasan saya yang panjang lebar :D
Jadi kadang saya cuma jawab, ya masalah selera sih. Atau kadang jawaban ngasal saya adalah : ya menurut gue lucu kok. Apalagi kalau nonton live nya.
Tapi buat yang nanya, mungkin yang ada di pikiran mereka adalah : yaaah gimana mau nonton live, kalau nonton yang di tv aja garing.
Naaah, makanya saya kepikiran buat nulis kenapa sih saya suka banget nonton stand up comedy. Ini memang bukan tulisan pertama saya soal standup comedy, sebelumnya saya juga pernah menulis soal stand up comedy. Kalau ada waktu, monggo lho di baca.
Jadiiiii,alasan kenapa saya suka banget standup comedy mungkin adalah pertama karena jenis komedi ini BEDA, gak hanya bikin orang ketawa, tapi juga mencerna materi yang dibawakan oleh si komika (buat yang belum tahu, komika itu sebutan untuk pelaku standup). Intinya bisa ketawa dan mikir di saat yang bersamaan. Yaelah ribet amat mau ketawa aja pake harus dibarengin mikir segala. Nah, disitulah bedanya jenis komedi ini dengan komedi yang lainnya. Ada pesan atau idealisme yang ingin di sampaikan oleh si komika. Walaaaaau, sekali lagi tergantung komika nya. Ada juga kok materi-materi yang lebih nge pop, yang ngomongin soal hubungan misalnya, atau soal kejombloan. Seperti yang pernah saya singgung di tulisan sebelumnya. Karena begitu banyaknya komika di Indonesia sekarang, maka pilihan ada di tangan kita. Kita diberi kebebasan untuk memilih komika mana yang mau di tonton. Tergantung selera. Para komika sekarang juga menurut saya mulai menentukan target marketnya sendiri.
Saya kasih contoh untuk materi yang bisa memecah tawa dan mikir sekaligus. Materi dari Arie Kriting, juara 3 stand up comedy season 3 Kompas TV kemarin. Arie ini berasal dari wakatobi, walau saat ini dia sedang kuliah di Malang. Saya lupa tema apa yang harus di bawakan komika saat itu, tapi yang saya ingat dalam materinya Arie kurang lebih seperti ini (dengan logat Indonesia timur) : "pernah pas saya pulang kampung waktu itu, teman saya ngajak pergi, Arie ayo kita piknik. Saya tanya ke teman mau piknik kemana kita. Teman jawab, ke jalan baru. Saya jawab oke. Saya membayangkan ke jalan baru ini seperti apa ya. Beberapa menit kemudian sampailah kita ke jalan baru. Dan ternyata jalan baru itu adalah ya jalan baru. Jalanan yang baru. Jalan yang tadinya tanah kemudian dikasih aspal. Dan semua orang berwisata disitu, bapak2, ibu2 semuanya ada disituuu. Saya bilang ini mungkin karena kita jarang2 liat pembangunan disini kali ya,"
Perhatikan kalimat terakhir : INI MUNGKIN KARENA KITA JARANG-JARANG LIAT PEMBANGUNAN DISINI KALI YA. Kalimat ini adalah puncline nya, yang nonjoknya. Di awal kita di ajak Arie untuk ikut mikir kira2 piknik ke jalan baru itu seperti apa, tetapi logika kita seakan ikut di balik sama Arie, ketika ternyata yang dimaksud dengan jalan baru ya benar2 jalanan yang baru. Tadinya tanah sekarang sudah di aspal. Ada kalimat sindiran disitu, karena pemerintah pusat selama ini terfokus hanya membangun di daerah jawa, sementara daerah timur jarang. Sehingga ketika ada sesuatu yang baru contohnya jalanan baru, secara sadar ataupun tidak sadar menjadi objek wisata bagi penduduk setempat. Kegelisahan inilah yang diangkat Arie dalam materinya, dan berhasil menuai tawa yang pecah. Mungkin kalau saat itu saya ada disana menonton langsung, saya akan memberikan standing applause buat Arie.
Contoh materi itu yang saya maksud dengan ketawa dan mikir sekaligus. Bahwa ada kegelisahan-kegelisahan yang coba dituangkan dalam materi standup comedy oleh para komika-komika ini, yang secara tidak langsung akhirnya membuat saya ikut berpikir, iya bener juga ya.
Ada banyak sebenarnya contoh lain, tetapi terlalu panjang kalau saya tulis disini.
Alasan kedua adalah karena materi yang dibawakan sering memiliki kedekatan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga membuat saya berkomentar : iya bener, bener. Sehingga tawa yang dihasilkan lebih nyata, karena ya itu tadi ada kedekatan dengan yang sering terjadi dikehidupan kita sehari2, yang sering kita jumpai, atau mungkin kita sendiri pernah mengalami. Jadi, materi yang disampaikan oleh si komika seolah-olah mewakili diri kita.
Terus alasan lainnya adalah, udah bosen aja dengan lawakan yang ada di tv. Ketika bosan, dan butuh alternatif, maka standup comedy adalah alternatif yang saya pilih, dan kebetulan jadi keterusan bahkan saya seperti addict dengan stand up comedy. Kalau udah sebulan atau dua bulan aja ga nonton live standup, kaya ada yang kurang gitu, saya jadi suka nyari tahu info soal show stand up. and thank god, bulan ini ada dua event show stand up, yang terdekat adalah tanggal 18 Mei besok, stand up ProvocativeProactive, disini biasanya ngomongin mulai dari masalah politik, agama, sosial, sampai sex, di bahas secara terbuka cenderung vulgar. Disarankan untuk memiliki pemikiran yang terbuka. Lalu tanggal 26 Mei ada tarung tawa, materinya lebih nge pop dan lebih ringan.
Buat yang belum pernah nonton secara langsung, coba deh sekali-sekali nonton live, dan rasakan bedanya. Tawa yang dihasilkan lebih luar biasa dibanding dengan yang di tv. Kalau selama ini merasa yang di tv garing, mungkin salah satu penyebabnya adalah kita memiliki referensi yang berbeda dengan si komika. Atau karena keterbatasan durasi yang membuat materi komika ada yang di cut, sehingga yang ditayangkan menjadi tidak utuh, atau bisa juga mungkin karena materi si komika bukan ditargetkan untuk kita. Contoh misal anak sma yang mungkin akan lebih senang nonton raditya dika yang tampil di banding sammy misalnya. Karena radit materinya lebih masuk ke anak-anak sma atau kuliah, ketimbang sammy atau adriano yang lebih sering ngomongin politik, sosial, rumah tangga, atau Pandji yang sering ngomongin keluarga, nasionalisme dalam materinya. Tapi bukan berarti sammy, adriano ataupun Pandji ga lucu, mereka lucu pada pasarnya, begitu juga Radit. Ini soal selera. Sekali lagi seperti yang pernah saya tulis disni. Bukan lagi nonton apa, tapi nonton siapa.
Alasan yang terakhir kenapa saya suka stand up comedy adalah sebagai penyeimbang aja. Saya udah pusing di kejar target billing sama kantor, belum lagi target lainnya, seperti target nikah #eh #jangan #tarmalahcurhat : p, nah stand up comedy itu penyeimbang di kala saya stress dan butuh ketawa lepas. Beban saya kaya ilang aja gitu abis nonton orang bicara tentang kegelisahannya dia, tapi bisa buat orang lain ketawa. Menurut saya itu luar biasa. Jadi thank you banget buat komika-komika Indonesia yang sudah membagi kelucuannya. Saya puasa tertawa karena kalian. VIVA LA KOMTUNG!!!
4 comments:
Anyway kalimat terakhir maksud saya PUAS tertawa, bukan PUASA, hehehehe typo
kalo gak salah namanya "komik" bukan "komika" sob, mohon dibenahi "puasa"-nya juga
saya juga suka dengan materinya arie keriting selain ekspresif banyak pesan moral yang disampaikanya dengan sederhana dan tepat sasaran. maju terus stand up comedy indonesia :D
kalau saya sejauh ini komika terfavorit saya adalah Cak lontong, materi yang dibawakan selalu berat namun mampu membawakannya dengan sangat renyah dan mudah dicerna, kalau untuk si kriting saya juga ngefans karena kegigihannya memajukan kampung halaman melalui promosi dan informasi yang dipaparkan melalui joke2 ringannya..semoga komika yang lain dapat mengikuti mereka karena sudah ada beberapa komika yang selalu mengandalkan bulli dan porno..
Post a Comment