30 June 2018

Bekerja dan Berkarya


Bekerja dan Berkarya

Sengaja saya membuat judul Bekerja dan Berkarya, bukan Bekerja VS Berkarya, kenapa? Karena saya ingin bercerita bahwa seorang pekerja pun bisa berkarya

Hingga hari ini saya masih tercatat sebagai karyawan di salah satu media nasional di Jakarta, mendapatkan gaji bulanan, mendapatkan tunjangan dan fasilitas oleh kantor. Ya, hingga hari ini saya masih bekerja. Bangun pagi, ke kantor, meeting, dan berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu. Apakah saya senang dengan pekerjaan saya? Jawabannya ya. Saya senang, karena saya bertemu dengan orang-orang baru setiap hari. Klien saya adalah orang-orang baru yang saya temui, yang saya ajak bicara, yang saya tawarkan program yang saya buat. 

Kenapa saya senang dengan pekerjaan saya? Lupakan sejenak soal gaji, karena di luar sana saya mungkin bisa mendapatkan gaji yang lebih besar, tapi yang terpenting di sini, di perusahaan tempat saya bekerja saya bisa menuangkan ide kreatif saya, membuat program yang mengasah kemampuan saya dalam membaca peluang, dan yang terpenting di tempat saya bekerja saya juga bisa berkarya.

Berkarya, sesuatu yang saya tau dengan jelas makna dan bedanya dari bekerja dari Pandji. Melalui bukunya INDIPRENEUR dan melalui bit standupnya, Pandji pernah mencontohkan bedanya bekerja dan berkarya melalui sebuah cerita yang sangat memorable, kala itu Pandji bercerita mengapa seorang tukang bangunan dan seorang pengrajin yang sama-sama membuat tangga, hasilnya bisa beda. Seorang tukang kemungkinan hasil yang dia kerjakan akan ada beda antara jarak anak tangga satu dengan anak tanggal lainnya, tetapi seorang pengrajin bisa menghasilkan anak tangga yang presisi. Kenapa demikian? karena yang satu bekerja sementara yang satu lagi berkarya. Kira-kira begitulah analogi yang saya dapat dari perbedaan bekerja dan berkarya.

Lalu bagaimana penjabarannya dalam kehidupan sehari-hari? Paling tidak di kehidupan saya yang sudah sering mendengar bit-bit cerdas Pandji?

Oke mari kita bahas satu per Satu 


1.    Saya bekerja setiap hari dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Di atas kertas memang saya bekerja. Saya mendapatkan gaji setiap bulan, saya punya hak untuk cuti, saya diberikan fasilitas dan tunjangan. Tapi di satu sisi saya juga berkarya. Saya anggap ketika saya membuat proposal sebuah program lalu saya tawarkan ke klien, saya sedang membuat karya. Ketika proposal di approve, dan kami mulai eksekusi, saya menikmati prosesnya, dan ketika itu jadi, lalu tayang, saya mendapat kepuasan. Ini adalah langkah awal saya berkarya, walau masih atas nama perusahaan
2.    Kenapa saya bilang saya berkarya? Karena saya menikmati semua prosesnya. Ketika kita bisa menikmati setiap proses dari apa yang kita lakukan, dan meminimalisir keluhan atas segala lelah dan kegagalan yang didapat dan mengubahnya menjadi api pengobar semangat untuk bisa melakukan yang lebih lagi dan lagi, serta mendapat kepuasan dari apa yang kita kerjakan, maka buat saya itu adalah langkah awal bahwa kita sedang berkarya
3.    Kapan terakhir kali bangun pagi dan merasa berat untuk datang ke kantor karena membayangkan apa yang akan terjadi di kantor sepanjang hari? Jika jawabannya adalah setiap hari ketika bangun pagi, maka sudah jelas, kamu pekerja bukan pekarya, karena saat ini hampir 6 tahun saya berada di kantor ini saya jarang sekali mengalami hal itu. Kenapa? Karena setiap hari saya merasa tertantang untuk melakukan hal yang baru, menuangkan ide-ide yang semalam sebelum tidur mampir di pikiran
4.    Banyak orang berpikir bahwa berkarya itu sebatas hanya seperti seniman yang menghasilkan lukisan, seperti pujangga yang menghasilkan puisi, atau musisi yang menghasilkan lagu. Lalu mereka yang bekerja di kantoran adalah pekerja yang tidak bisa menghasilkan karya. Tapi, buat saya, saya tidak ingin terbelenggu pada pemikiran seperti itu. Di bukunya, Pandji pernah berkata pekarya tidak harus berkesenian, tidak harus kriya, bahkan tidak harus pengusaha. Karyawan perusahaan bisa memiliki pola pikir pekarya. Seperti yang saya bilang sebelumnya, lupakan sejenak soal gaji, yang terpenting buat saya adalah perusahaan tempat saya bekerja memberikan kebebasan dan keleluasaan untuk karyawannya menuangkan ide dan menjalankannya. Banyak tawaran yang datang dengan iming-iming gaji yang lebih besar, tapi gaji bukan orientasi utama saya. Saya mencintai apa yang saya kerjakan saat ini, saya mendedikasikan pemikiran dan ide-ide saya ke dalam pekerjaan saya. Buat saya, saat ini saya sedang berkarya, tidak hanya sekadar bekerja.
5.    Pentingnya memahami  bahwa berkarya tidak harus berkesenian membuat saya semakin yakin bahwa seorang pekerja kantoran pun bisa berkarya. Jadi kapan kamu mau mulai  menjadi seorang pekarya?



No comments:

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net