24 November 2015


Beberapa hari yang lalu saya iseng mampir ke blognya Pandji, sudah cukup lama saya tidak pernah melakukan aktivitas blog walking. Begitu halaman blog Pandji terbuka, tulisan terbaru yang saya lihat berjudul "Bukan di TV", dengan kalimat pertama yang cukup mengejutkan "Sebelas12 di Kompas TV sudah tidak ada", langsung saya klik judul tersebut, dan seperti yang tertuang dalam kalimat pertama bahwa memang Sebelas12 sudah tidak mengudara lagi di Kompas TV. Jujur saya sedih karena kehilangan tontonan yang tidak hanya menghibur tetapi juga kreatif. Biasanya ketika sampai kos - saya biasa sampai kos hampir menjelang jam 11 malam - saya langsung menyalakan TV dan menunggu tayangan Sebelas12. Setelah tidak ada, rasanya seperti ada yang hilang. Ini hampir sama dengan perasaan saya beberapa tahun yang lalu, sekitar tahun 2006, ketika Farhan memiliki program acara Om Farhan, dan ketika acara itu tidak lagi ada, seperti kehilangan sesuatu.

Jujur saja tidak banyak acara bincang-bincang, talkshow atau late night show di televisi Indonesia yang bisa saya nikmati. Rata-rata apa yang disajikan isinya hanya menjadikan bintang tamu sebagai pajangan, sisanya hostnya akan sibuk sendiri dengan banyolan-banyolannya atau bully-an nya terhadap penonton. Tetapi hanya di Om Farhan dan Sebelas12, saya sebagai penonton menikmati setiap segmen dari acara tersebut. Saya masih ingat betul dulu di Om Farhan yang disiarkan di Antv, selalu di awali dengan Farhan yang akan memberikan sedikit info terbaru dengan gaya semacam orang lagi stand-up, karena selalu ada punchline nya, lalu setelahnya akan ada Valerina Daniel (salah satu news anchor Antv) yang membawakan berita-berita terkini. Konsep acaranya sendiri lebih banyak membahas mengenai politik, sosial dan entertainment. Tetapi tentu dibahas secara santai dan ringan, tetapi berisi.

Kalau ada yang tidak tau, atau tidak ingat, di bawah ini kira-kira cuplikannya, yang saya ambil dari youtube :





Beberapa tahun berlalu setelah Om Farhan tidak lagi ada, walau banyak acara talkshow, tetapi tidak banyak yang menarik perhatian saya layaknya Om Farhan. Sempat waktu itu beberapa kali saya menonton Radio Show di TV one, tetapi tidak sering, bisa dihitung dengan jari lah. Sampai akhirnya saya tahu melalui twitter, bahwa Pandji membuat acara "Sebelas12" tayang setiap jam sebelas sampai jam duabelas malam.Ada beberapa hal yang menarik, yang melekat dalam benak saya ketika menyebut acara Sebelas12 :
1. Walau jelas-jelas di episode-episode awal terlihat penontonnya adalah penonton bayaran, tetapi Pandji selalu menyebut bahwa penonton nya berasal dari komunitas. Nah, nama-nama komunitasnya ini yang aneh-aneh, berupa singkatan-singkatan yang memancing tawa.
2. Pandji selalu mengawali dengan monolog, membahas sesuatu yang menarik, atau yang sedang menjadi pembicaraan di masyarakat dengan gaya standup
3. Siapapun bintang tamu yang diundang, entah kenapa selalu jadi lucu di acara ini. Jarang saya tidak tertawa. Epiosde yang saya tonton dan berhasil membuat rahang serta perut pegal karena kebanyakan ketawa adalah saat Yuda Keling menjadi bintang tamu, saat itu berasama Asty Ananta. Selain itu episode saat Edric Tjandra, Saipul Jamil dan Jeremy Teti jadi bintang tamu pun berhasil membuat saya ngakak malam-malam. Dan tentuya masih banyak lagi episode-episode yang menarik dan lucu. Di Sebalas12, seperti yang diutarakan Pandji dalam blognya bahwa "Dari artis sampai desainer, juga anggota DPR, sampai Menteri pernah jadi tamu kami. Semuanya menjadi lucu hanya dengan menjadi diri mereka sendiri". "Kami membuat mereka (para tamu) lucu & tidak asik lucu lucuan sendiri. Becandaan saya dalam obrolan, berangkat dari cerita & omongan para tamu."  Ya, saya setuju dengan apa yang ditulis Pandji ini, karena memang benar, terlihat sekali bahwa bintang tamu di Sebelas12 nyaman menjadi tamu di acara ini.




4. Tarian Anaconda Dont - entah apa yang ada dipikiran Pandji saat memutuskan menari ini di hadapan para tamunya. Saat awal ngelihat saya agak-agak geli gimana gitu ngeliat Pandji yang biasanya standup atau ngerap, tiba-tiba melakukan tarian ini. Tapi yang menarik adalah melihat ekspresi para tamu nya ketika disuguhkan tarian ala Nicky Minaj, ekspresinya pada EPIC semua. hahahah
5. Setelah tarian Anaconda Dont tidak ada, penggantinya adalah Kata Kejutan. Saya agak susah menjelaskan 'Kata Kejutan' ini, mungkin bisa di search di google. Tapi sama halnya dengan tarian Anaconda Dont. Kata Kejutan ini juga berhasil membuat ekspresi para tamu jadi bener-bener bingung, dan bertanya "Apaan sih tadi", dan buat penonton seperti saya, ini bagian yang menarik
6. Pandji itu banci nyanyi, satu episode yang saya ingat ketika battle nyanyi dengan Joy Tobing. Ini salah satu episode favorite saya
7. Selain banci nyanyi, Pandji juga senang banget menirukan gaya Glen Fredly kalau lagi nyanyi. Kadang bosen, karena mungkin saya keseringan liat kali ya. Tapi buat yang belum pernah liat, mungkin ini menarik
8. Kadang ada standup di sela-sela acara
9. Pernah ada lipsync battle kaya di Jimmy Fallon gitu, tapi menurut saya flop, karena cuma Pandji yang lipsyncnya ekspresif, sementara tamunya banyakan bingungnya
10. Games di Sebelas12 cukup kreatif
11. Ada co-hostnya, kadang Jordi Onsu, kadang Mc Danny, kadang ada dua-duanya jadi co-host dalam satu episode. Sempat ada Kartika Putri, dan Cika Jessika, tetapi pada akhirnya hanya yang laki yang jadi Co Host.
12. Homeband dengan nama yang cukup nyeleneh "Sebut Saja Homband"
13. Obrolan dengan para tamunya menarik untuk disimak, karena - lagi-lagi seperti yang dikatakan Pandji dalam blognya - tidak melulu yang di bahas soal keartisannya, atau gosipnya, tetapi hal-hal selain itu, yang tentunya menjadi sangat menarik karena cara Pandji menanyakan seperti layaknya ketika kita lagi ngobrol dengan teman.

Itulah kira-kira yang berhasil saya ingat dari acara yang saat ini sudah tidak lagi ada : Sebelas12. Saya mendukung setiap karya Pandji, tetapi saya juga berharap acara seperti ini akan ada lagi, siapapun Hostnya. Mungkin ada Farhan atau Pandji lainnya yang nantinya punya acara semacam Late night show di luar negeri yang gak cuma mentingin rating dan bisa bertahan lama. AMIN
2

18 August 2015




Punya rambut tipis, mudah rontok, dan bercabang pasti jadi masalah, apalagi kalau hati yang bercabang *abaikan*. Buat perempuan, rambut adalah mahkota, makanya banyak cara yang dilakukan perempuan termasuk saya untuk merawat rambut rusak, rontok, dan bercabang akibat bleaching, pelurusan, keriting, sering dicatok dan diwarnai. Mulai dari cara merawat rambut dengan bahan alami,  dan juga cara merawat rambut dengan bahan tradisional, semuanya dicoba, demi mendapatkan rambut sehat, indah, seperti mba-mbak iklan shampo yang seliweran di televisi. Tapi, berhubung saya orangnya agak-agak kurang konsisten, dan kurang telaten kalau pakai cara yang tradisional, makanya saya akhirnya memilih memakai Makarizo Hair Energy, produk perawatan rambut yang berbentuk cream. Bukan hanya karena produk Hair Energy ini sudah meraih penghargaan Top Brand sebanyak tiga kali (2012, 2014, 2015).





 Tetapi lebih dari itu, karena setelah saya coba googling untuk cari tahu lebih lanjut mengenai produk ini, saya nemu beberapa varian dari Makarizo yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan rambut :


Hair Energy Creambath Royal Jelly




-      
Hair Energy Creambath Aloe Vera
-        
Hair Energy Creambath Kiwi



Setelah membaca khasiat dari masing-masing produk, untuk tahap awal pilihan saya jatuh pada Hair Energy Creambath Royal Jelly, kenapa? Karena menurut saya varian ini tepat sebagai cara merawat rambut yang rusak karena sering dicatok. Dulu sebelum memusutuskan untuk berhijab seperti sekarang, rambut saya akrab banget sama yang namanya catokan, hampir setiap hari rambut saya ketemu sama catokan, akibatnya rambut cenderung kering, rusak dan bercabang.

Cara pemakaian Makarizo Hair Energy Creambath juga gak ribet kok, tinggal aplikasikan saja pada rambut secukupnya, terus pijat dengan lembut, setelah itu biarkan krim meresap selama kurang lebih lima sampai sepuluh menit, lalu bilas sampai bersih. Asli gampang banget dan gak pakai ribet plus bisa di mana saja, di rumah ataupun di salon.

Kalau sekarang sih, saya sudah meninggalkan catokan, karena sejak awal 2013 yang lalu, saya memutuskan untuk berhijab, tetapi lantas apakah permasalahan rambut saya menjadi hilang? Jawabannya TIDAK saudara-saudara, tetap aja ya, yang namanya masalah rambut ada aja, seakan masalah hidup saya gak banyak, pakai ada acara masalah rambut segala *maaf malah jadi curcol*. Oke balik ke masalah rambut, sekarang masalah rambut saya adalah RONTOK! Makanya saya berusaha mencegah kerontokan dengan creambath.

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, saya orangnya agak kurang telaten kalau harus meracik bahan-bahan alami dan tradisional sendiri, selain itu waktunya gak ada, tapi untungnya cara merawat rambut rusak secara alami gak perlu dengan meracik semuanya sendiri, karena produk-produk Makarizo Energy ini dibuat dari unsur-unsur alam yang ada di bumi. Jadi sekarang gak perlu bingung kan ya untuk tahu gimana cara merawat rusak dengan bahan alami dan cara merawat rambut rusak dengan bahan tradisional.

Selain itu, kalau di awal tadi saya coba pakai produk Hair Energy Creambath Royal Jelly, karena sering dicatok, nah berhubung sekarang masalah rambut saya adalah rontok dan mungkin ada juga yang lagi usaha banget cari tahu cara merawat rambut rusak dan rontok, makanya saya mau kasih tahu kalau  sekarang saya lagi nyobain pakai varian yang Aloe Vera, karena mengandung aloe vera yang dari dulu sudah di kenal banget sebagai nutrisi alami dan berfungsi untuk menyuburkan, menghitamkan rambut serta mengurangi kerontokan. Pas banget kan dengan masalah rambut yang sedang saya alami. Oh ya varian ini juga cocok untuk rambut normal (tidak kering / tidak berminyak) karena bisa merawat kekuatan akar rambut agar tetap sehat dan berkilau alami.


Lalu bagaimana cara merawat rambut yang rusak setelah pelurusan atau cara merawat rambut rusak karena diwarnai? Nah kalau masalahnya ini sih saya saranin coba deh pakai yang Creambath Makarizo Kiwi, Khasiat creambath kiwi berfungsi untuk menutrisi rambut supaya rambutnya tetap sehat, tidak kering, kusam, dan gejala penuaan lainnya. Gak mau kan ya rambutnya menua gegara perawatan yang salah. Makanya hayuklah di coba Creambath Makarizo kiwi karena bisa juga untuk menjaga keseimbangan dan kelembaban rambut berwarna agar tetap lembut berkilau serta memberi asupan gizi dan bersifat antioksidan yang melindungi rambut. Ternyata bukan Cuma tubuh yang butuh di kasih asupan gizi ya, rambut juga perlu.

Intinya sih, dengan rajin creambath mampu membuat rambut menjadi lembut, dan Insya Allah permasalahan rambut teratasi. Apalagi setelah tahu kalau ada produk yang bisa membantu menjawab cara merawat rambut rusak danbercabang, cara merawat rambut rusak karena pengeritingan, serta cara merawat rambut rusak setelah bleaching.

Ditambah fakta bahwa cream creambath terbaik untuk merawat rambut kering dan rontok serta permasalahan rambut lainnya ini mengandung bahan dasar alami yang terpercaya memberikan hasil lembut seperti layaknya conditioner, seperti Vitamin C, Vitamin B5, dan Antioksidan.

Gokil ya, kandungan di dalamnya oke punya, Vitamin B5 mampu meresap ke dalam batang rambut serta mampu melembabkan rambut lebih lama. Membuat bentuk rambut menjadi lebih berkilau dan mengembang, serta membantu proses perbaikan rambut yang rusak.

Kalau vitamin C sendiri berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan rambut dan memperbaiki kulit kepala yang tidak sehat.

Dan yang terakhir antioksidan berfungsi menutrisi rambut, seta mampu melindungi rambut dengan membuat lapisan film forming yang menjembatani rambut dengan udara langsung.

Oh ya sebelum lupa, mungkin ada yang penasaran dengan harganya. Ni saya kasih tahu detail biar gak penasaran. Jadi untuk Pot 500 gram , HET (Harga Eceran Tertinggi) di kisaran Rp. 60.000 – Rp.70.000 . Lalu ada juga yang sachet :
     - Sachet 60 gram, HET HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 11.000 – Rp. 12.000
     - Sachet 30 gram, HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 5.000 – Rp.6.000

Nyari produk ini juga gak susah, tinggal datang ke Carrefour, Giant, Hypermart, Hero,  Yogya, Century, Guardian, Watson, Alfamart, Indomaret, serta toko –toko kecantikan terdekat. Inget yang terdekat, gak usah jauh-jauh, jangan sampai tinggal nya di Bandung nyarinya di toko kecantikan di Medan misalkan *oke abaikan, mulai gak penting*

Soooooo…… kalau sudah ada yang praktis dan mengandung banyak manfaat seperti ini sih, say goodbye aja deh sama semua permasalahan rambut.



0

08 August 2015

Melanjutkan tulisan yang tertunda sangat amat lama, akhirnya saya harus ekstra keras untuk mengingat kembali perjalanan ke Korea beberapa bulan yang lalu - self toyor karena ga disiplin. Baiklah untuk memulai tulisan kali ini, saya mau cerita sedikit mengenai Beewon Guest House tempat saya menginap saat ke Korea.

Sebagai gambaran, saya sebenarnya tidak sengaja memilih penginapan ini. Jadi, saat itu ada promo dari Air Asia : Tiket penerbangan + Hotel. Pertimbangan saya dan travelmate yang paling utama saat itu sudah pasti adalah HARGA!. Maklum kami adalah traveler yang jalan-jalan tergantung promo maskapai penerbangan. Baru setelah itu yang juga penting adalah penginapan tidak terlalu jauh dari tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Nah soal yang ini, kuncinya harus sering-sering browsing, dan nanya-nanya sama yang sudah pernah ke Korea. Setelah cek-cek harga dan lokasi nya, maka jatuhlah pilihan di Beewon Guest House ini. Saat itu sebenarnya kami hanya mengambil satu malam saja, kamar double standar, 1 double bed, non smoking room dengan harga kalau tidak salah sekitar 42000 KRW atau kalau di rupiahin RP 485,520 (saat itu 1KRW = Rp 11,56). Nah sisanya saya cari di hostelworld.com, ketemu lah penginapan di daerah Itaewon untuk 5 malam, harga per malamnya gak nyampe 250ribu. Tapi, pada kenyataannya setelah sampai di Korea, dan setelah sampai di Beewon Guest House, saya dan travelmate memutuskan untuk tetap menginap di sini saja, dengan pertimbangan :

1.       Daerah Itaewon ternyata jauh
2.       Males geret-geret koper lagi
3.      Lokasi Beewon di Insadong, dekat untuk kemana-mana
4.       Tempatnya nyaman
5.       Resepsionisnya lucu (Oke abaikan point yang terakhir ini! asli ga penting J)

Dan, untungnya masih ada kamar dormitory yang tersisa – dengan 4 tempat tidur. Maka untuk malam-malam selanjutnya kami tidur di dormitory, lagi-lagi karena menyesuaikan dengan budget.
Yang saya suka dari Beewon, selain lokasinya, adalah di sini berasa kaya di rumah. Ada ruang makan dan dapur, yang menjadi tempat mingle dengan para traveler lain dari berbagai Negara yang berbeda-beda. Saat itu saya dapat roommate (selain travelmate saya) dari Malaysia. Namanya Aunty Lin. Orangnya ramah, berasa seperti Ibu sendiri. Menjelang hari terakhir, kami kedatangan roommate dari Perancis. Di ruang makan ini, biasanya pagi sekitar jam 9, sebelum mengeksplor Korea, kami menikmati sarapan yang di sediakan oleh Beewon. Sarapannya  sih ga pernah ganti, selalu roti, tapi kalau mau buat sarapan sendiri ada kompor, yang bisa di pakai, walau ada ketentuan jam berapa bisa memakainya. Selain itu ada kulkas, microwave dan toaster juga. Di ruang makan ini, saya dan travelmate sempat berkenalan dengan pasangan suami-istri (plus mertua) dari Thailand. Selain itu ada pula keluarga dari Malaysia – teman aunty Lin. Serta ada satu orang perempuan dari China yang dari hari pertama kami ada di situ, gak pernah senyum apalagi ngobrol. Asli serem banget. Sarapannya Cuma bubur. Mukanya kaku banget, dan baru tahu pas sudah akhir-akhir kami ada disitu, kalau dia ternyata abis operasi plastik. Oke lah kalau begitu, pantas saja gak pernah senyum apalagi ngobrol saat awal-awal. Dan tentunya masih banyak lagi rekan sesama traveler yang kami temui dan sempat bertukar sapa selama kami ada di sana.


Fasilitas lain yang ada di Beewon adalah ruang laundry. Saya dan travelmate sempat mencuci beberapa helai pakaian, dan bisa di jemur di lantai dua. Ada juga fasilitas komputer dan ruang menonton– walau di dalam kamar ada tv nya juga. Dan yang paling penting wifinya lumayan cepat, jadi gak perlu khawatir kalau mau nyampah postingan di social media. Hehehe. Staf di Beewon pun cukup ramah, beberapa di antaranya rajin menyapa saat bertemu di ruang makan.


Kamar Dormitorynya. Gambar di ambil dari sini






Tapi, ada tapinya…. Letak Beewon agak ke dalam, jadi buat yang baru pertama kali mungkin agak susah. Intinya sih sebenernya setelah keluar dari Exit 4 Anguk Station jalan aja ke kiri – yang ada pos polisinya- lalu ikutin jalan sampai nemu KB Bank, gak jauh dai situ aada Seven Eleven, nah, lokasinya persis di belakang Sevel.

 Jadi buat yang punya rencana ke Korea, boleh di coba nginap disini.


 P.s : Kalau ada yang mau nanya-nanya lebih lanjut, tinggalin aja komen di kolom komentar dan alamat email. Insya Allah akan saya bantu jawab
16

02 March 2015

Beberapa tahun yang lalu saya masih sempat blogwalking, update blog secara konsisten, cek timeline twitter secara berkala, baca postingan blog teman, tapi semuanya berubah ketika pekerjaan saya menuntut lebih dari yang sebelumnya. Terutama setahun kemarin, saya nyaris tidak pernah melakukan blogwalking, apalagi untuk mengupdate blog sendiri. Ibaratnya rumah yang jarang di kunjungi, blog saya pasti sudah berdebu dan banyak sarang laba-laba. Selain pekerjaan, yang juga menjadi kendala adalah rasa malas. Padahal ide sudah ada di kepala, hanya saja ketika hendak menuangkan ke dalam blog tiba-tiba menguap begitu saja di telan rasa malas akibat sudah terlalu lelah oleh pekerjaan.

Ah...saya jadi seolah-olah menyalahkan pekerjaan. Padahal di satu sisi saya juga mencintai apa yang saya kerjakan. Menjalani profesi AE hampir tujuh tahun dan pernah mencicipi beberapa media besar, termasuk media tempat saya sekarang bekerja hampir 2,5 tahun adalah hal yang luar biasa. Bisa bertemu banyak orang dari lingkup yang berbeda, selain menambah koneksi juga menambah wawasan. Kenapa saya tiba-tiba menulis ini? karena baru saja saya blogwalking ke blognya Dimas Novriandi dan membaca postingan dia soal belajar untuk fokus. Ya, intinya mungkin selama ini saya kurang fokus melakukan hal-hal yang menjadi prioritas. Maksudnya adalah terkadang saya mudah terdistraksi oleh hal-hal lain. Atau kadang saya juga mengalami yang namanya Monkey Mind - seperti yang juga di tulis Dimas di blognya- keadaan dimana ketika saya mengerjakan satu hal, tiba-tiba pikiran saya loncat ke hal lain. Misal ketika saya buat proposal untuk klien, tiba-tiba saya ingat belum follow up salah satu klien. Dari pada lupa, akhirnya saya memutuskan untuk menelpon klien saya untuk follow up, yang membuat akhirnya proposal yang saya kerjakan jadi tertunda. Pikiran yang mudah loncat-loncat inilah yang membuat kadang saya jadi tidak fokus. Padahal setiap hari saya sudah membuat list to do. Tetapi tetap saja pikiran saya mudah terdistraksi.

Ah...tampaknya saya harus membenahi diri agar bisa fokus, sehingga waktu saya tidak hanya habis untuk kerjaan, agar hal-hal yang juga menjadi passion saya seperti menulis bisa tetap di jalankan.
0

01 March 2015

Annyeong Haseyo!!!! 

Astagaaaa, ternayata untuk update positngan ketiga soal Jalan-jalan ke Korea, butuh waktu hampir dua minggu. Padahal draft tulisannya sudah ada di folder Komputer, tapi karena kerjaan yang lagi padet banget, makanya baru sempat posting sekarang. Buat yang belum baca positngan sebelumnya, monggo loh bisa di baca di part 1 dan part 2 . Baiklaaaah, sekarang saya mau cerita soal hari pertama ketika sudah menjejakkan kaki di Korea Selatan.

Herw we gooooooooo........

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan – 2 jam Jakarta to Kuala Lumpur, 1 jam transit, dan sekitar 6 jam Kuala Lumpur to Seoul, maka sampai lah di bandara Incheon. 




 Yeaaaaayyyyyyyyyyy….. Perasaannya ? Campur aduk. Antara senang, senang banget, dan gak sabar mau menjelajah Seoul. Hahahahah. Sesuai itinerary, hari pertama, saya dan travelmate berencana untuk ke SINDO ISLAND . Mau ngapain? Mau datang ke rumah tempat syutingnya Full House. Eits, ga usah komen deh buat yang udah tau kalau rumah itu ternyata sudah tidak ada karena terkena badai tahun lalu, karena waktu saya kesana, saya missed soal informasi tersebut. Ini jadi catatan penting juga buat yang mau liburan ke tempat-tempat yang berhubungan dengan lokasi syuting drama-drama Korea, tanya bener-bener sama mbah google, lokasinya masih ada atau gak, jangan kaya saya, yang udah jauh-jauh kesana plus geret-geret koper, menembus cuaca dingin, nyebrang lautan, eh ternyata rumahnya udah ga ada. Huwaaaaaaa…. Rain mana Rain? Mau nangis di bahu nya dulu sebentar.

Tapi, proses menuju kesananya itu yang gak akan saya lupa. Saya akhirnya membuktikan kalau orang-orang Korea itu helpful banget. Sebelumnya saya cuma denger cerita dari blog-blog yang saya kunjungi saat lagi mempersiapkan liburan ke Korea. Banyak blog yang bilang kalau orang-orang Korea itu helful banget, dan terbukti! Baru hari pertama, tapi sudah beberapa orang yang saya temui dengan sangat tulus menolong. 

Kejadian 1

Setelah tanya di informasi yang ada di Bandara soal bagaimana cara menuju ke Sammok Wharf – pelabuhan ferry sebagai ‘pintu awal’ menuju SINDO ISLAND (Fyi, petugas informasinya good looking, bikin betah nanya lama-lama. Pura-pura bego aja dalam jangka waktu yang lama, supaya bisa natap mukanya yang lucu – oke abaikan ini. Mulai gak penting). Jadi menurut si dongsaeng (sebutan untuk adek dalam bahasa Korea, karena saya yakin umur saya jauh lebih tua dari dia, walau dari penampilan banyak yang mengira saya masih kuliah, aheeeyyy!!) naik subway menuju ke stasiun Unseo, lalu lanjut naik bus 201. Secara logika sih mudah di pahami ya. Tapi ternyata prakteknya, tidak semudah itu. Setelah sampai dan keluar dari stasiun Unseo, saya menuju halte bus terdekat, dan di halte bus memang tertera jadwal bus yang di maksud 

Petunjuk yang ada di Halte Bus
Agak gak jelas si fotonya, tapi kira-kira beginilah gambaran
informasi penunjuk waktu yang menunjukkan berapa lama lagi bis yang akan
kita naiki tiba

Tapi yang lupa saya tanyakan ke dongsaeng lucu tadi adalah, saya nunggunya di halte yang mana, karena ada dua halte yang sebrang-sebrangan dengan arah yang pasti berbeda. Nah Lho… Untung ada Ahjussi yang berbaik hati dan thank God dia bisa bahasa Inggris. Saya bilang lah ke dia tujuan saya kemana, lalu dengan setengah yakin setengah gak dia bilang kalau bener halte busnya yang di tempat saya berdiri, bukan halte bus yang di sebrang jalan. Singkat cerita, bus nya si ahjussi itu lebih dulu datang dari bus yang hendak saya naiki. Teruuuus, tiba-tiba seorang nenek yang juga lagi ada di halte yang sama dengan saya menghampiri, berbicara dalam bahasa korea, sambil tangannya memberi isyarat untuk menuju ke halte bus yang diseberang, karena busnya bukan yang disini, tapi yang di seberang. HAH???? Jadi ahjussi tadi salah? Apa gimana ni? Yang bener yang mana? Yang disini apa yang di seberang? Dan masih dengan semangatnya, nenek tadi tetep kekeuh ngasih sign kalau saya harus nyebrang. Baiklah, oke Nek! Saya nyebrang ni ya? Bener ya? Ya udah deh ngikut aja.

Itu foto Nenek yang menghampiri saya. Ternyata dia sudah
memperhatikan dari saat saya ngobrol dengan Ahjusii

Jadilah saya geret-geret koper ke halte bus yang ada di seberang jalan. Sampai di sana, saya kembali menatap ke papan rute yang ada di halte bus, dengan mengeja terbata-bata, tulisan Hangeul yang mencantumkan rute tujuan saya. Dengan perasaan yakin gak yakin, kayanya sih bener ini halte bus yang akan membawa saya ke SIDO Island. Tapi, untuk lebih memastika saya nyoba nanya sama cowok yang berdiri gak jauh dari halte bus, dan ketika saya tanya : Can You Speak English? Diapun menggelengkan kepala. Saya tidak patah semangat, saya masuk ke minimart yang ada disitu dan bertanya sama mbak-mbaknya, dengan bahasa Inggris yang sepenggal-sepenggal, dia bilang iya nunggu nya di halte bus yang ini. Baiklah. Lalu di halte tempat saya menunggu, ada segerombolan nenek yang entah tujuan nya kemana, tampak memperhatikan saya dan travelmate saya yang lagi kebingungan. Lalu salah satunya menghampiri, dan bertanya dalam bahasa Korea.

Saya yang cuma pernah belajar bahasa Korea sampai dasar dua, mencoba menangkap isi pertanyaannya, dan kesimpulan saya saat itu adalah si nenek bertanya : MAU KEMANA? Dengan percaya diri, saya jawab, mau ke SINDO ISLAND. Intinya setelah si nenek ngajak ngobrol pake bahasa Korea dan saya yang mencoba memahami walau gagal, dan mencoba menjawab, setengah korea, setengah inggris, setengah Indonesia, di temukanlah jawaban bahwa kami punya tujuan yang sama. Dan si nenek pun berkata : Katchi Kaja (Ikuti saya). Ah…si nenek baik sekali, walau tidak bisa bahasa inggris, dan kami berkomunikasi dengan bahasa tubuh, akhirnya saya naik bus bareng sama gerombolan nenek –nenek yang kemungkinan menurut insting saya mereka lagi reuni :)

Perjalanan menuju Sammok Warf hanya sekitar 20 menit, begitu sampai, saya harus menuju bagian ticketing. Oleh si mbak-mbak penjaga ticketing, saya diminta untuk menunjukkan paspor sebagai tanda pengenal, lalu setelah itu saya di beri karcis untuk naik ke atas Ferry yang menuju SINDO ISLAND. 

Perjalanan menuju Sammok Wharf

Singkat cerita dengan menempuh perjalanan kurang dari lima belas menit saya dan travelmate sampailah di SINDO ISLAND. Setelah sampai, saya kembali menuju bagian ticketing, untuk bertanya arah ke SIDO ISLAND. Sesampainya di depan loket saya mengutarakan maksud saya untuk ke SIDO ISLAND, dan si mbak-mbak nya dengan cekatan menjawab : "Ahhhh Full House," yaaa bener mba saya mau ke Full House! Si mbaknya ngomong lagi : Take a bus. A Green One at parking lot. Okay, naik bis yang warna hijau ya mba. Yang di depan itu kan? Fine. Gampang. Lalu saya menuju ke area parkir yang di maksud. Bis Hijau. Mana? Kok ga ada. Adanya biru. Dan, seorang ahjussi menghampiri, lagi-lagi bertanya dalam bahasa Korea, yang saya artikan secara feeling adalah mau kemana. Saya jelaskan maksud saya dalam bahasa inggris, yang di respon dengan MELONGO oleh si Ahjussi. Setelah susah payah berdialog dalam bahasa isyarat, akhirnya saya naik ke bis biru tersebut. Namun, untuk lebih meyakinkan, saya minta travelmate saya untuk mastiin lagi ke dalam, nanya ke mba ticketing tadi, yang bener biru apa hijau. Karena ada juga bis hijau tidak jauh dari bis yang saya naiki, tapi tidak ada drivernya. Stelah memastikan bahwa bis yang saya naiki ini adalah benar bis menuju SIDO Island, maka saya sedikit bisa menarik nafas lega. Daaaaannnn….sampailah kami di SIDO ISLAND. Dalam hati saat itu : dikit lagi sampai ni. Oh ya, bis yang mengantarkan saya ke SIDO ISLAND ini tidak memungut biaya. Entah kenapa. Anggap saja rejeki anak soleh :)
Peta Sido Island, yang ada di dalam bis. Lewat peta ini
saya mencoba menerangkan ke si Ahjussi tujuan saya.
Kebetulan di dalam peta ini ada Sugi Beach tempat syuting Full House

Setelah mengikuti petunjuk dari sopir bis yang mengatakan bahwa untuk mencapai SUGI BEACH - lokasi drama Full House - cukup jalan sekitar 500m. Oke, maka dengan semangat 45, walau cuaca saat itu hanya 2derajat celcius, saya dan travelmate berjalan ke arah yang di tunjukkan. 

Tapi, setelah lebih dari 500m , kok ga ada tanda-tanda kehidupan ya. Asli pulau ini tuh sepi bangeeeet. Cuma ada hamparan sawah di kanan saya yang warnanya kecoklatan dan ada bekas sisa salju, di tambah suara gagak dan guguk (gagak itu burung, guguk itu anjing), berasa serem juga sih.



Kira-kira beginilah suasana Sido Island. SEPI bangeeet


Tapi lagi-lagi karena semangat mau ke lokasi syutingnya Full House pikiran yang aneh-aneh saya singkirkan. Sempat ada angin segar ketika melihat plang penunjuk arah ke SUGI BEACH. Namun, berhubung jalannya agak menanjak, saya putuskan agar salah satu dari kami yang melihat ke atas. Maka keputusannya adalah saya yang harus ke atas untuk melihat apakah benar itu jalan menuju SUGI BEACH. Cukup melelahkan untuk melewati jalanan yang cukup menanjak itu, dan setelah sampai di atas, saya melihat ada jalanan turun untuk menuju ke pantai. Ya benar itu adalah SUGI BEACH, tapi rumahnya gak ada. Saya berpikir ah jangan-jangan bukan di sini, maka saya segera berlari lagi ke arah awal dimana travelmate saya menunggu. Kali ini sudah mulai putus asa, tampaknya tidak akan berhasil. Maka saya dan travelmate memutuskan untuk berjalan balik ke arah tempat kami tadi turun dari bis, sambil berharap akan ada bantuan. Singkat cerita akhirnya di tengah sepinya pulau SIDO, kami bertemu seorang kakek. Sebenarnya ragu kalau dia mengerti bahasa Inggris, tapi mau gimana lagi, harus di coba. Maka kami hampiri lah dia, dan ternyata benar kakeknya gak bisa bahasa inggris, jadi terpaksa lagi-lagi harus bicara dalam bahasa isyarat. Sebut saja kakek ini bernama Lee Seung Gi. Di saat seperti inilah, tiba-tiba ada mobil bak terbuka berhenti, dan keluarlah seorang kakek menghampiri. Sebelum dia berbicara dengan kami, dia terlebih dahulu berbicara dengan kakek Lee Seung Gi. Sebut saja si kakek kedua ini bernama Lee Min Ho (yak mulai delusional). Lalu, setelah dua kakek ini bercakap-cakap, si Kakek Lee Min Ho ini bertanya kepada kami dalam BAHASA INGGRIS. THANK GOD SI KAKEK LEE MIN HO BISA BAHASA INGGRIS!! Dia bertanya kami mau kemana, setelah kami ceritakan maksud dan tujuan kami datang ke pulau nan sepi ini, beliau bersedia mengantarkan ke tempat yang di maksud. 

Yeaaaayyyyy……Dan sampailah kami di tempat di mana tadi saya sudah kesana!! Hah?? Ini kan tempat tadi. Tadi kami juga sudah ke sini kek, tapi gak ada apa2. Yakin ini lokasi syutingnya? Rumahnya mana??? Dan si kakek pun menjawab : RUMAHNYA SUDAH DIHANCURKAN Jeng..jeng…berasa ada petir menyambar di siang bolong. Rumahnya sudah dihancurkan? Hancur pula lah perasaan saya saat itu. Semangat yang tadi 45, kini jadi tinggal 2, sama dengan suhu di luar. SO? Mau gimana? Tanya si Kakek. Ya udahlah, kami mau balik aja ke Sammok Warf untuk melanjutkan perjalanan ke Seoul. Dan, dengan baik hatinya si kakek mengantarkan dua traveler yang sudah tak semangat ini ke Sammok Warf. Begitu sampai, dan saya bertanya berapa yang harus kami bayar untuk jasa baiknya si Kakek Lee Min Ho ini, kakek pun menjawab : GAK USAH BAYAR. FREE. Duh pengen meluk si kakek deh. Tapi saya urungkan niat memeluknya. Saya hanya bisa berkali-kali membungkukkan badan sambil bilang : KAMSAHAMNIDA KAKEEEEKKKK 


Ini foto kakek yang menolong saya :)
Semoga beliau sehat selalu 


Seoul 
Setelah melakukan perjalanan yang cukup menguras tenaga di awal kedatangan, maka selanjutnya adalah menuju tempat penginapan. Rute nya balik ke tempat awal, dari Sammok Warf menuju ke stasiun Unseo, untuk selanjutnya menuju ke Seoul station untuk transit ke line 3 dan menuju stasiun ANGUK. Dari stasiun ANGUK untuk ke penginapan, berdasarkan informasi yang saya dapatkan di website Beewon Guest House adalah saya harus keluar exit 4 lalu ke kiri, dan ikutin aja jalan sampai nemu pertigaan lurus aja, nanti bakal ketemu KB Bank, dari situ udah deket. Dan ternyata informasinya bener, dan tidak terlalu sulit untuk menemukannya. Walau setelah keluar dari Exit 4 kami sempat bertanya pada polisi yang lagi-lagi good looking plus masih muda. Finally sampailah di Beewon Guest House.

gambar di ambil dari http://english.visitkorea.or.kr/enu/SI/SI_EN_3_1_1_1.jsp?cid=1940041

Saat sampai, kami di sambut resepsionis penginapan yang bertugas saat itu. Saya sempat melirik ke name tag nya, ternyata namanya Dave. Begitu tau kalau tempat kami menginap ini cukup bagus, maka kami memutuskan untuk membatalkan penginapan yang satu lagi di itaewon (baca postingan saya yang ini untuk tahu bahwa saya memesan dua penginapan) dan langsung booking kamar dormitory. Alhamdulillah ada. Harganya pun oke punya, yang kalau di rupiahin hanya sekitar 170rb rupiah. Begitu masuk ke Beewon Guest House saya langsung jatuh cinta. Suasananya benar-benar nyaman. Kamar saya di hari pertama adalah kamar double standar, 1 double bed, non smoking room, berada di lantai dua. Kira-kira begini penampakannya :



Setelah beres-beres dan bersih-bersih, kami langsung keluar lagi untuk mencari makan. Daaaan betapa senangnya ketika mengetahui bahwa di daerah sekitar penginapan banyak sekali kios-kios ahjuma yang menjual makanan. Karena gak tau yang mana yang enak dan yang mana yang enggak, akhirnya kami memilih secara random dan berdasarkan feeling, dan untungnya tidak mengecewakan.

Massitaaaaa


Setelah perut terisi dengan kenyang, kami lantas menuju ke Namsan Tower. Cara mencapai ke Namsan Tower dari Anguk station (line 3) adalah : turun di Chungmuro station, exit 2, lalu lanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus nomor dua atau 5 dan berhenti di N Soul Tower


saya dan travelmate




Akhirnya setelah puas foto-foto di N Seoul Tower, kami balik ke penginapan, berhubung sudah sangat lelah dan cuaca yang makin dingin. Berakhirlah perjalanan hari pertama, sampai ketemu di tulisan selanjutnya.......


Next Tulisan : Beewon Guest House dan Jalan-jalan ke Korea #Part 4 Hari Ke dua

7

23 February 2015

Saya sering dapet pertanyaan model begini "kenapa sih lo suka banget stand up comedy?" atau "Emang dimana lucunya sih stand up comedy? Gue nonton di tv ga ada lucu-lucunya. Garing"
Ditanya seperti itu kadang saya bingung mau jelasinnya seperti apa. Karena kalau mau dijelasin panjaaaang, bisa kaya kuliah 3 sks :p dan belum tentu yang nanya mau denger penjelasan saya yang panjang lebar :D

Jadi kadang saya cuma jawab, ya masalah selera sih. Atau kadang jawaban ngasal saya adalah : ya menurut gue lucu kok. Apalagi kalau nonton live nya.
Tapi buat yang nanya, mungkin yang ada di pikiran mereka adalah : yaaah gimana mau nonton live, kalau nonton yang di tv aja garing.

Naaah, makanya saya kepikiran buat nulis kenapa sih saya suka banget nonton stand up comedy. Ini memang bukan tulisan pertama saya soal standup comedy, sebelumnya saya juga pernah menulis soal stand up comedy. Kalau ada waktu, monggo lho di baca. 

Jadiiiii,alasan kenapa saya suka banget standup comedy mungkin adalah pertama karena jenis komedi ini  BEDA, gak hanya bikin orang ketawa, tapi juga mencerna materi yang dibawakan oleh si komika (buat yang belum tahu, komika itu sebutan untuk pelaku standup). Intinya bisa ketawa dan mikir di saat yang bersamaan. Yaelah ribet amat mau ketawa aja pake harus dibarengin mikir segala.  Nah, disitulah bedanya jenis komedi ini dengan komedi yang lainnya. Ada pesan atau idealisme yang ingin di sampaikan oleh si komika. Walaaaaau, sekali lagi tergantung komika nya. Ada juga kok materi-materi yang lebih nge pop, yang ngomongin soal hubungan misalnya, atau soal kejombloan. Seperti yang pernah saya singgung di tulisan sebelumnya. Karena begitu banyaknya komika di Indonesia sekarang, maka pilihan ada di tangan kita. Kita diberi kebebasan untuk memilih komika mana yang mau di tonton. Tergantung selera. Para komika sekarang juga menurut saya mulai menentukan target marketnya sendiri. 

Saya kasih contoh untuk materi yang bisa memecah tawa dan mikir sekaligus. Materi dari Arie Kriting, juara 3 stand up comedy season 3 Kompas TV kemarin. Arie ini berasal dari wakatobi, walau saat ini dia sedang kuliah di Malang. Saya lupa tema apa yang harus di bawakan komika saat itu, tapi yang saya ingat dalam materinya Arie kurang lebih seperti ini (dengan logat Indonesia timur) : "pernah pas saya pulang kampung waktu itu, teman saya ngajak pergi, Arie ayo kita piknik. Saya tanya ke teman mau piknik kemana kita. Teman jawab, ke jalan baru. Saya jawab oke. Saya membayangkan ke jalan baru ini seperti apa ya. Beberapa menit kemudian sampailah kita ke jalan baru. Dan ternyata jalan baru itu adalah ya jalan baru. Jalanan yang baru. Jalan yang tadinya tanah kemudian dikasih aspal. Dan semua orang berwisata disitu, bapak2, ibu2 semuanya ada disituuu. Saya bilang ini mungkin karena kita jarang2 liat pembangunan disini kali ya,"

Perhatikan kalimat terakhir : INI MUNGKIN KARENA KITA JARANG-JARANG LIAT PEMBANGUNAN DISINI KALI YA. Kalimat ini adalah puncline nya, yang nonjoknya. Di awal kita di ajak Arie untuk ikut mikir kira2 piknik ke jalan baru itu seperti apa, tetapi logika kita seakan ikut di balik sama Arie, ketika ternyata yang dimaksud dengan jalan baru ya benar2 jalanan yang baru. Tadinya tanah sekarang sudah di aspal. Ada kalimat sindiran disitu, karena pemerintah pusat selama ini terfokus hanya membangun di daerah jawa, sementara daerah timur jarang. Sehingga ketika ada sesuatu yang baru contohnya jalanan baru, secara sadar ataupun tidak sadar menjadi objek wisata bagi penduduk setempat. Kegelisahan inilah yang diangkat Arie dalam materinya, dan berhasil menuai tawa yang pecah. Mungkin kalau saat itu saya ada disana menonton langsung, saya akan memberikan standing applause buat Arie.

Contoh materi itu yang saya maksud dengan ketawa dan mikir sekaligus. Bahwa ada kegelisahan-kegelisahan yang coba dituangkan dalam materi standup comedy oleh para komika-komika ini, yang secara tidak langsung akhirnya membuat saya ikut berpikir, iya bener juga ya.
Ada banyak sebenarnya contoh lain, tetapi terlalu panjang kalau saya tulis disini.

Alasan kedua adalah karena materi yang dibawakan sering memiliki kedekatan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga membuat saya berkomentar : iya bener, bener. Sehingga tawa yang dihasilkan lebih nyata, karena ya itu tadi ada kedekatan dengan yang sering terjadi dikehidupan kita sehari2, yang sering kita jumpai, atau mungkin kita sendiri pernah mengalami. Jadi, materi yang disampaikan oleh si komika seolah-olah mewakili diri kita.

Terus alasan lainnya adalah, udah bosen aja dengan lawakan yang ada di tv. Ketika bosan, dan butuh alternatif, maka standup comedy adalah alternatif yang saya pilih, dan kebetulan jadi keterusan bahkan saya seperti addict dengan stand up comedy. Kalau udah sebulan atau dua bulan aja ga nonton live standup, kaya ada yang kurang gitu, saya jadi suka nyari tahu info soal show stand up. and thank god, bulan ini ada dua event show stand up, yang terdekat adalah tanggal 18 Mei besok, stand up ProvocativeProactive, disini biasanya ngomongin mulai dari masalah politik, agama, sosial, sampai sex, di bahas secara terbuka cenderung vulgar. Disarankan untuk memiliki pemikiran yang terbuka. Lalu tanggal 26 Mei ada tarung tawa, materinya lebih nge pop dan lebih ringan.

Buat yang belum pernah nonton secara langsung, coba deh sekali-sekali nonton live, dan rasakan bedanya. Tawa yang dihasilkan lebih luar biasa dibanding dengan yang di tv. Kalau selama ini merasa yang di tv garing, mungkin salah satu penyebabnya adalah kita memiliki referensi yang berbeda dengan si komika. Atau karena keterbatasan durasi yang membuat materi komika ada yang di cut, sehingga yang ditayangkan menjadi tidak utuh, atau bisa juga mungkin karena materi si komika bukan ditargetkan untuk kita. Contoh misal anak sma yang mungkin akan lebih senang nonton raditya dika yang tampil di banding sammy misalnya. Karena radit materinya lebih masuk ke anak-anak sma atau kuliah, ketimbang sammy atau adriano yang lebih sering ngomongin politik, sosial, rumah tangga, atau Pandji yang sering ngomongin keluarga, nasionalisme dalam materinya. Tapi bukan berarti sammy, adriano ataupun Pandji ga lucu, mereka lucu pada pasarnya, begitu juga Radit. Ini soal selera. Sekali lagi seperti yang pernah saya tulis disni. Bukan lagi nonton apa, tapi nonton siapa.

Alasan yang terakhir kenapa saya suka stand up comedy adalah sebagai penyeimbang aja. Saya udah pusing di kejar target billing sama kantor, belum lagi target lainnya, seperti target nikah #eh #jangan #tarmalahcurhat : p, nah stand up comedy itu penyeimbang di kala saya stress dan butuh ketawa lepas. Beban saya kaya ilang aja gitu abis nonton orang bicara tentang kegelisahannya dia, tapi bisa buat orang lain ketawa. Menurut saya itu luar biasa. Jadi thank you banget buat komika-komika Indonesia yang sudah membagi kelucuannya. Saya puasa tertawa karena kalian. VIVA LA KOMTUNG!!!





4

16 February 2015


Sabtu kemarin untuk ke tiga kalinya saya main ke Pasar Santa. Pasar tradisional yang kini nama nya menjadi pasar modern Santa. Setelah sebelumnya sempat main ke sana di malam hari, kali ini saya ingin mencoba sore hari. Tanpa rencana sebelumnya, saya bersama dua orang teman akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke Pasar Santa. Buat yang belum tahu, Pasar Santa terletak di Jalan Cisanggiri II


Tampak luar sih gak akan ada bedanya dengan pasar tradisional lain. Awal saya datang, saya juga sempat bingung dimana letak tempat jajanan yang lagi hits banget itu. Ternyata setelah bertanya ke tukang parkir, letaknya ada di lantai 1 (lantai dasar dan basement masih menjual sembako, toko kelontong, toko emas). Tampak jelas perbedaan ketika sudah menaiki tangga menuju lantai 1, kios-kios di sana di cat ulang dan di dekor dengan sangat kreatif. Mau jajanan apa? tradisional? Ada, western? ada, ala-ala Jepang? juga ada. Bahkan ada yang jual Jamu! Ahhhh,,,senangnya, kini ada tempat pilihan selain mall untuk hangout sama teman-teman.

Tapi, karena masih tergolong baru, jadi masih ada beberapa kios yang kosong, dan sebenernya yang bikin bingung adalah ketidak seragaman jam buka ataupun jam tutup masing-masing kios.Waktu awal datang, malam sekitar jam 9 malam, sudah banyak kios yang tutup. Lalu kemarin saat siang sekitar jam 2, juga masih banyak kios yang tutup, saya jadi berpikir ini memang kiosnya belum terisi, atau gimana ya? 

Saya sempat memperhatikan ada kios yang jam 2an itu baru buka, sementara kios tempat saya makan, pas hampir jam tiga sudah mau tutup. Hmmmm, jadi bingung kan. Karena ketidakseragaman ini, pengunjung seperti saya jadi tidak bisa membedakan untuk kios yang tutup itu apakah belum buka, sudah tutup atau memang belum terisi.

Kemarin di pasar santa sempat nyobain nasi Bali di Warung Nasi Bali Bu Made Swendri

Ini kiosnya. Lucu kan?
Nasi Bali 25K IDR

Lalu setelahnya, nyobain es potong yang kaya di Orchard Road. Untuk Rasa? Enak kok
Es Potong Green Tea. 15K IDR
Setelah makan nasi bali dan nyobain es potong, apakah sudah kenyang? Jawabannya belum. Jajanan ketiga yang saya cobain adalah Kue Cubit. Lupa nama kios nya apa. Awalnya mau nyari yang Kantin SD, tapi karena gak nemu - entah karena siwer atau emang belum buka, jadi yang ada aja di cobain. Lumayanlah

10K IDR
Kekurangan dari Pasar Santa adalah : kalau siang di weekend seperti kemarin MACET banget. Duh, yang bawa kendaraan kudu sabar ya. Teman kantor saya malah puter balik, gak jadi turun, karena macet dan gak dapat tempat parkir. 

Lalu kondisi pasarnya juga masih kurang bersih. Seandainya lebih bersih, pasti akan lebih nyaman. Tapi so far udah mending lah ada alternatif pilihan tempat nongkrong selain mall lagi mall lagi. Jadi, main ke Pasar Modern Santa, Yuk!



3

Sebelum saya mulai menulis mengenai persiapan winter stuffs, satu hal yang saya sadari selama menyiapkannya adalah : Liburan saat winter itu MAHAL sodara-sodara hahahahha

Oke, berhubung saya perginya pas winter, jadi segala keperluan selama musim dingin saya persiapkan sekitar tiga minggu sebelum berangkat. Apa aja sih? Nih ya saya list di bawah ini :
1. Winter Jacket – saya belinya di Pasar pagi mangga dua. Disini ada beberapa toko yang menjual persiapan winter, ada Toko Djohan dan Toko Farina, dua-duanya ada di lantai 2. Kebetulan saya belinya di Toko Farina. Harganya bervariasi, mulai dari 600ribu sampai di atas satu juta


2, Long John / Dalaman hangat, sepasang atasan dan bawahan – harganya dari 90ribu sampai 200ribuan. Kebetulan saya dapat yang harganya 90ribu, dan cukup hangat kok selama di Korea

3. Ear Muff

4. Sarung Tangan


5. Kaos Kaki tebal
6. Syal
7.  Sepatu (saya bawa dua : Kets dan Booth pendek)
8.Obat-obatan Pribadi. Saya sih bawanya tolak angin (karena takut masuk angin), Balsem dan salep buat pegel-pegel (karena akan banyak jalan), obat maag (jaga-jaga maag saya kambuh), Minyak kayu putih, Koyo cabe, Antibiotik dan obat sakit gigi




Untuk point 3 – 6 saya belinya di metro pondok indah, kebetulan lagi ada diskon, jadi lumayan banget harganya, plus kualitasnya cukup bagus.

Itinerary
Jujur dalam pembuatan itinerary ini saya banyak di bantu oleh mba indri
Jadi saya menyempatkan waktu untuk ketemu dan membahas kira-kira saya mau kemana aja nantinya selama di Korea. Selain di bantu untuk menyiapkan itinerary, saya juga di pinjemin buku keramat yang ampuh banget membantu perjalanan saya selama di Korea.
 Ini penampakan bukunya

Saya pribadi sangat merekomendasikan buku ini untuk di bawa selama ke Korea, Jalur subwaynya pun lengkap. Alhamdulillah perjalanan saya dari satu tempat ke tempat lain jadi mudah dan lancar dengan bantuan buku ini.



Ini salah satu peta subway yang ada di buku


Dan ini adalah sekilas dari itinerary saya, tentunya ini semua sangat fleksibel, disesuaikan dengan kondisi selama di sana.



Setelah winter stuffs lengkap dan itinerary sudah selesai di buat, maka jangan lupa nukerin duitnya ke Won ya, kan ga lucu kalau sampai lupa. Waktu itu 1 won sekitar 11,56 Rupiah. Bawa berapa nya sih di sesuaikan saja dengan berapa hari di sana dan kira-kira mau kemana saja selama di sana. Yang jelas untuk makan di Korea, per sekali makan budgetnya mulai dari 5000 KRW, bahkan bisa lebih juga dari 10.000 KRW, tapi saya menyiasatinya jika lebih dari 10.000 KRW makannya sharing dengan teman, karena di sana porsinya gede-gede.

Beberapa teman menanyakan berapa total budget yang saya habiskan selama di Korea. Jadi, untuk masalah budget sih sebenarnya lagi-lagi tergantung dari masing-masing orang, intinya adalah :

1. Budget Untuk Makan
Seperti yang saya sebutkan di atas untuk makan, kisarannya sekali makan 5.000 – 10.000 KRW bahkan bisa lebih. Sehari bisa dua kali makan besar, satu kali sarapan. Untuk sarapan, penginapan saya menyediakan sarapan roti setiap harinya. Tetapi saya dari Jakarta bawa abon, bon cabe, coco crunch 2, dan super bubur 2. Jadi saya gak akan kebosanan makan roti setiap hari. Tadinya malah mau bawa sarden siap makan King’s Fisher seperti waktu ke Singapura, tapi dari pada ribet kebanyakan yang di bawa, plus males kalau tiba-tiba pas di bandara harus buka-buka koper karena pihak bandara curiga saya bawa yang aneh- aneh karena sarden itu packaginya kaleng, so saya batalkan niat untuk bawa sarden.

2.  Kalau mau hemat, bisa beli nasi kepal yang berbentuk segitiga di Seven Eleven. Rasanya macem-macem ada tuna, chicken dan satu lagi saya lupa yang ada gambar sapinya dan ada mayonnaise nya (yang terakhir ini fav.saya). Harganya 800KRW. Saya biasanya beli dua, dan ini cukup mengenyangkan. 


Prinsipnya adalah 3 M : Murah meriah mengenyangkan
Selain makan besar dan sarapan, berhubung saya orangnya demen nyemil (baca : cepet laper, apalgi di cuaca dingin, heheh), maka jangan lupa siapin juga budget untuk cemal-cemil, karena banyak banget jajanan pinggir jalan yang endues. Sebut saja odeng, kisaran harganya dari 500 KRW – 1500 KRW. Selama di Korea Cuma sekali saya nemu odeng harganya 500 KRW, yaitu pas di depan stasiun Unseo. Odeng ini pas banget di makan saat cuaca dingin, karena hangat plus di kadang di sajikan dengan sup hangat di gelas kertas gitu. Massitaaaaaaa….

Selain odeng jajanan pinggir jalan favorit saya adalah tteopokki, harganya kisaran 2500 KRW, lalu di dongdaemun dekat dengan Doota, ada yang jual Potatoes Hotdog yang bikin kenyangnya awet, jangan lupa juga cobain sate gurita ya, kenyal-kenyal enak, hahahahha. Jangan takut beli makanan di pinggir jalan, karena beda dengan di sini, yang terpapar polusi, di sana walau di jual di pinggir jalan, tapi kios mereka bersih banget dan ada penutupnya (ahhhh, sayangnya saya lupa foto), di tambah lagi udara di Korea yang juga bersih.







3.  Budget untuk Transport
-      Saya travellingnya semi backpacker karena kesananya bawa koper, tapi untuk urusan transport selama di sana saya 95% mengandalkan Subway - beli T money di mini mart macam Seven Eleven atau GS 25, harga nya sekitar 3000 KRW yang bisa di top up - sisanya sekali naik bus, waktu mau ke Namsan, dan taksi waktu mau ke Nami, itupun setelah naik kereta dan berenti di Gapyeong station baru lanjut taksi ke Nami, dengan ongkos sekitar 3300 KRW, di bagi tiga orang (cerita lengkapnya menyusul). Selain itu dari Nami saat mau ke Petite Franche saya juga naik taksi share cost dengan turis asal Philipine, ongkosnya sekitar 17.400 KRW (cerita lengkapnya juga menyusul).  Budget Trasnport selama di Korea saya anggarkan sekitar 700.000 IDR atau kurang lebih 58.000 KRW (saya membulatkan 1 KRW = 12IDR). Tetapi ternyata budget yang saya keluarkan lebih sedikit dari yang saya anggarkan.  
-      Untuk T money kebetulan travel mate saya dapat pinjeman dari temannya, sehingga kami tidak perlu lagi beli selama di Korea. Begitu sampai di Incehon, saya top up 20.000 KRW, lalu beberapa hari kemudian top up lagi sekitar 5000 KRW, dan dua kali top up sebesar 3000 KRW. Jadi total top up T money saya untuk transport selama 6 hari di Korea adalah 31.000 KRW. Sehingga kalau di total ongkos untuk transport saya ketika di korea : T Money ditambah total waktu naik taksi 5.450 KRW, sehingga jumlah nya adalah 36,450 KRW. Bahkan T money saya masih ada sisanya sekitar 5000 KRW. Lumayan irit, heheheh


T money

4. Budget Untuk Belanja Kosmetik
Korea gudangnya kosmetik. Semua kosmetik produk Korea bisa di temukan di sepanjang jalan di Myeongdong. Tapi bahkan saat sebelum ke Myeongdong, waktu masih jalan-jalan di Dongdaemun saya dan travel mate saya sudah kalap belanja kosmetik. Sebut saja Etude, Face Shop, Nature Republic, Beyond, It’s Skin, Tony Moly, The Saem (brand ambasadornya GD yang di make up jadi kaya cewe banget L) dan masih banyak lagi. Oh ya yang jadi pertanyaan saya, kenapa ya di sana yang di jadiin model untuk kosmetik-kosmetik ini rata-rata LAKI?? Mulai dari GD sampai EXO. Why??? Padahal sasaran pasaranya pereu kan ya? Oke lupakan saja lah ya, yang penting kosmetik di sini harganya murceeeeeee. Kebayang kan di Indonesia harganya bisa berkali-kali lipat. Makanya jangan lupa siapin budget lebih untuk beli kosmetik, selain bisa buat pribadi, bisa buat oleh-oleh juga, seperti masker wajah yang bisa beli 10 gratis 10 yang di jual dengan harga kisaran dari 6000 KRW sampai 10.000 KRW, tergantung merk dan tergantung factor luck 

5. Budget untuk Shopping tas, baju atau sepatu
Awalnya saat menyiapkan budget ke Korea, gak terlintas di benak saya kalau akhirnya saya akan belanja tas, coat dan sepatu. Hahahahha. Tapi ternayata saya gak kuat sama godaan di sana. Gimana gak, setiap menuju subway, selalu saja ada yang menarik perhatian, banyak banget di jalur subway kios-kios yang menjual baju, sepatu, syal dengan harga murceeee. 





 Bahkan coat yang saya beli hanya 10.000 KRW. Untuk tas, saya ada toko favorite, karena selain harganya semuanyaaaaa tanpa terkecuali di jual dengan harga 10.000 KRW, yang jaga tokonya oppa ganteng. Aaaahhhh saranghae oppa hahahahhaha. Alamatnya di Insadong, line 3 exit 2, jalan lurus ajaaaaa, (seinget saya ngelewatin Ssamziegil dulu deh) sampe nemu toko dengan tulisan berikut :


toko ini oppa nya ganteng

ngelewatin ini dulu

6. Budget untuk masuk ke tempat-tempat rekreasi atau Pallace 
Kira-kira kisarannya dari 3000 KRW – 8000 KRW, (tidak termasuk tiket ke everland atau Trick Eye Museum ya). Ini budget seperti ke Nami Island, Petite French, dan beberapa Pallace. Sila di sesuaikan dengan itinerary masing-masing

7. Budget nongkrong di Café ( masukan saja ke Budget tak terduga)
Kebetulan saat di sana ada beberapa kali karena faktor ketidaksengajaan sehingga harus masuk dan beli minuman di Café. Harganya cukup menguras kantong, karena teh seperti English breakfast di sana di patok di harga 6000 KRW, untuk kopi juga di patok di kisaran harga segitu *nangis di pundak ahjussi ganteng*. Anggaplah sekitar 3 kali ya masuk café, artinya 6000KRW di kali 3 = 18.000 KRW, sila di convert ke IDR

8. Budget tak terduga lainnya
-      Ini WAJIB hukumnya di siapkan. Karena kejadian yang saya alami saya harus merogoh kocek sekitar 136.000 KRW untuk beli bagasi (bagi dua dengan travel mate saya). Ini cukup bodoh sih, saat beli tiket penerbangan saya gak beli sekalian dengan bagasi, karena berpikir gak akan belanja apapun selama disana. Kalaupun belanja juga masih muat lah masuk koper atau bawa tentengan kecil, dan ternyata semua itu SALAH sodara-sodara. Baliknya saya bawa tentengan plastic bag sebesar 7KG, sementara koper saya saja sudah 10KG. Dan yang boleh masuk ke kabin hanya, 1 koper seberat 7 KG  dan 1 tas jinjing. Mau gak mau harus pakai bagasi, dan biaya bagasi yang harus saya bayar yah segitu. Mau nangis rasanyaaaaa……..belum lagi kalau ingat perjuangan geret-geret koper dan plastik bag dari penginapan sampai stasiun dan beberapa kali ganti subway sebelum akhirnya sampai di Incheon.
-      Biaya tak terduga lainnya adalah budget untuk makan selama di pesawat. Sebenarnya ini bisa di beli online pas waktu beli tiket pesawat. Berhubung perjalanan panjang, jangan sampai perut kosong. Gak mau kan, sampai Korea atau pas balik dari Korea malah sakit. Pengennya sih selama sebelum dan sesudah perjalanan liburan tetap sehat. Amin.

Jadi berapa total yang saya habiskan untuk tiket, penginapan, persiapan seperti biaya VISA , beli winter stuffs, transportasi menuju korea, selama di Korea, dan balik dari Korea, shopping, oleh-oleh dan biaya tak terduga? Kira-kira kurang lebihnya adalah 11jt IDR. Ini bersih ya. Tapi kalau di kurangin dengan biaya seperti VISA dan persiapan winter stuffs, artinya biaya yang saya keluarkan selama disana ditambah tiket pesawat dan penginapan + Oleh-oleh dan belanja-belanja totalnya sekitar 9,5jt IDR. Sekali lagi budget masing-masing orang akan berbeda ya.

Next Tulisan : #Part3 Hari Pertama : Sido Island, Haraboji yang baik hati, dan N Seoul Tower
9

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net