12 November 2014

Dear Bapak : Selamat Hari Ayah Nasional

Sebenernya saya tidak sadar kalau hari ini adalah Hari Ayah Nasional, sampai timeline sosmed saya penuh dengan postingan mengenai hal ini. Ternyata setelah googling, saya baru tahu kalau sejak 2006 lalu, setiap tanggal 12 November di peringati sebagai Hari Ayah (cmiiw). Saya sendiri memanggil Ayah tidak dengan sebutan Ayah, melainkan Bapak. Jadi lah siang tadi saya kirim ucapan Selamat Hari Bapak ke beliau :)

                                            

Pria paruh baya pada foto di atas adalah Bapak saya. Beliau baru saja berulang tahun yang ke 60, lima hari yang lalu. Semoga kesehatan dan umur panjang senantiasa di berikan oleh yang Maha Kuasa kepada beliau. Ahhhh, saya jadi kangen sama Bapak. 10 tahun terakhir ini kami hidup terpisah, Bapak dan Ibu di Balikpapan, sementara saya selepas SMA memilih merantau ke Jogja lalu ke Jakarta. Kami hanya bertemu setahun sekali, saat lebaran, itu pun tidak lama, terkadang hanya 10 hari, dan saya lantas harus kembali lagi ke Jakarta.

Tidak banyak cerita yang bisa saya tulis mengenai beliau, karena seingat saya dulu Bapak bukan termasuk orang yang suka bicara, beliau cenderung pendiam, hanya berbicara mengenai hal-hal yang penting saja, seperti soal nilai saya di sekolah, hal ini berbeda dengan Ibu yang memang dari dulu sangat dekat dengan saya. Walaupun saya anak tunggal, but I'm not a daddy's girl. Baru belakangan ini, setelah Bapak tidak lagi bekerja, saya dan Bapak menjadi sedikit lebih dekat, saya bisa bicara cukup panjang, tanpa harus merasa kikuk. Saya ingat waktu beberapa tahun yang lalu ketika saya mau memutuskan berhenti kerja pada perusahaan saya yang dulu, saya bertukar pendapat dengan beliau. Mungkin itu kali pertama saya bicara panjang lebar dengannya, mengenai diri saya. 

Hal yang paling membekas soal Bapak adalah beliau orang yang telaten ketika menghadapi orang sakit, apalagi ketika saya - putri semata wayangnya yang sakit. Saya merindukan punggung tangan beliau yang ditempelkan ke jidat saya untuk mengecek badan saya panas atau tidak. Punggung tangan itu tidak ada yang bisa menggantikan, terlebih ketika ia baru saja wudhu, hendak sholat. Rasanya sungguh berbeda. 

Saya ingat semasa kuliah dulu, setiap Bapak telpon, saya tahu persis apa yang akan ditanyakan beliau, ya semacam template lah. Cukup tiga pertanyaan : "Lagi apa? / lagi dimana ? Sudah makan, sudah sholat?" lalu setelahnya telepon di tutup. Hahahaha. Bapak...bapak.. Dulu saya menganggap beliau terlalu kaku sama anak.

Untung sekarang tidak lagi seperti itu, walau pertanyaan template itu masih tetap berlaku, tetapi setidaknya saat ini saya bisa lebih lama mengobrol di telepon. Dan karena sikap Bapak yang dulunya seperti itu, tegas dan kurang cair, membuat saya segan dan cenderung menjaga jarak terhadap beliau. Saya tidak pernah bercanda atau bermanja-manja dengan Bapak. Tetapi sekali lagi, untung sekarang sikap Bapak jauh lebih cair, sehingga terkadang membuat obrolan kami di telpon sesekali di selingi tawa. Terkadang Bapak juga sering curhat dengan saya. Ah...senangnya dijadikan tempat curhat Bapak.

Dimata saya Bapak adalah orang yang tegas, pekerja keras, punya prinsip hidup yang beliau pegang kuat, taat beribadah, dan satu hal yang terpenting, beliau selalu ada untuk keluarga dalam keadaan apapun. 

Dari Bapak lah saya belajar untuk suka terhadap sepakbola, karena dulu saya sering menemani Bapak menonton pertandingan piala dunia. Awalnya karena kasian lihat Bapak nonton sepakbola sendiri, ah...seandainya adik saya yang cowok berumur panjang, pasti beliau ada teman nonton - begitu pikir saya saat itu. Dari Bapak juga saya belajar untuk tidak menjadi anak yang manja, walau di takdirkan menjadi anak tunggal di keluarga. Beliau juga mengajarkan kedisiplinan serta tanggung jawab terhadap pilihan yang diambil. Dari Bapak juga saya belajar memahami bagaimana seharusnya menjalani hidup ini ketika kenyataan tidak sesuai harapan. Saya selalu ingat kata-kata beliau : Belajar ikhlas. Jangan pernah tinggalkan sholat, dan terus berusaha.

Maka hari ini, ketika banyak orang yang memposting ucapan selamat Hari Ayah, saya pun segera menuliskan pesan singkat kepada Bapak, yang intinya semoga beliau selalu di beri kesehatan dan selalu dalam lindunganNya. Saya sadar saya masih jauh dari kata sempurna untuk bisa bikin Bapak bangga, masih banyak kekurangan di sana sini, yang terkadang membuat beliau kecewa, tetapi setidaknya saya ingin melakukan yang terbaik buat beliau setiap harinya, walau kami dipisahkan jarak, dan hanya terhubung melalui benda kecil bernama handphone dan terkadang surat elektronik. Sekali lagi Selamat Hari Ayah untuk bapak saya Iskandar M Asmuni :)

No comments:

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net