28 September 2017


Sekitar tiga atau empat bulan yang lalu, ketika iseng nontonin vlog di youtube, saya ketemu sama satu channel yang dari segi tampilan jauh dari kata menarik. Mulai dari teknik pengambilan gambarnya  hingga editingnya , dan bisa dibilang tampilan mas-mas ini ndeso. Jangan bandingkan dia dengan vlogger macam Bayu Skak, Skinny24, Agung Hapsah, apalagi Tim 2 One. Kalau kalian terbiasa menonton vlog seperti yang saya sebutkan tadi, maka akan sangat jomplang ketika melihat vlog mas-mas dengan logat jawa medok yang tinggal di Korea ini.

Mungkin karena keseringan mencari konten youtube soal Korea, atau kehidupan mahasiswa yang tinggal di Korea, maka youtube merekomendasikan saya sebuah akun channel yang dari namanya saja cukup unik : GOKIL ABIS. Awalnya saya bergeming  melihat rekomendasi youtube, tapi karena sering muncul, akhirnya saya klik juga. Penasaran se-gokil apa sih Channelnya.

Saya ingat betul saat itu, video yang saya tonton adalah video yang memperilihatkan si mas-mas Gokil Abis ini belanja di sebuah supermarket di Korea. Dia menceritakan tentang harga barang-barang yang dijual di Korea, yang tentunya lebih mahal dengan di Indonesia. Ada yang menarik ketika pertama kali menonton video dari Mas Gokil Abis ini, dengan logat jawa timuran yang medok, ternyata dia bisa berbahasa Korea juga walau tetap ketika berbahasa Korea tidak meninggalkan medok jawa nya. Lucu, tapi menarik. Lalu yang juga menarik setelah akhirnya saya menonton beberapa vlog nya adalah, mas Gokil Abis ini benar-benar menjadi dirinya sendiri, jujur, dan sederhana. Memang betul bahwa yang nonton youtube gak cuma mereka yang disebut millenials, atau mereka yang tinggal di perkotaan, dengan semakin banyaknya ponsel pintar yang dijual dengan harga murah, dan paket data yang juga semakin murah, maka siapa saja bisa mengakses Youtube, bahkan membuat akun channel di youtube. 

Konten vlog mas Gokil Abis ini beragam, seperti cerita mengenai bagaimana awalnya sampai ia bisa bekerja di Korea. Maka, tidak heran jika melihat kolom komentar nya, beberapa diantaranya sering bertanya ke Mas Gokil, gimana caranya kalau mau jadi TKI di Korea. 

Mas Gokil Abis yang bekerja sebagai sopir untuk sebuah pabrik kaca ini punya sapaan khas buat penonton channel youtubenya, dia selalu membuka dengan " Hai Gaes,". Sapaan ini saja sudah buat saya tersenyum ketika pertama menonton vlognya, belum lagi ia sering ngomong bajindul :))

Kalau vlogger lainnya sering bikin video Room Tour atau Home Tour, maka mas Gokil Abis ini juga gak mau kalah, dia bikin video home tour, dengan menunjukkan bagian-bagian dari tempat tinggalnya di Korea. Dia mampu menunjukkan sisi menarik dari dirinya dengan tetap menjadi dirinya sendiri, disaat banyak orang yang ketika ingin memulai menjadi vlogger, terlalu fokus untuk membuat video dengan editing yang luar biasa, terlalu pusing mikirin mau bikin vlog dengan konsep yang seperti apa, dan mikirin banget kira-kira konten yang bakal dibikin bakal berkualitas apa gak *sebenernya ini ngomong ke diri sendiri sih :p*, lalu tiba-tiba ada vlog yang secara tampilan dan konten terlihat biasa aja, tapi ternyata menarik - paling gak ini buat saya-, dan yang menarik lagi adalah dia menjadi inspirasi buat banyak orang di luar sana yang ingin memperbaiki nasibnya.

Saya salut akan sosok mas Gokil Abis yang sederhana ini karena kegigihannya, perjuangan dan kerja kerasnya selama proses menajdi TKI di Korea dan ketika hidup di Korea. Kisahnya bisa dilihat di video ini 



Selain itu, yang juga bikin saya salut adalah, tekad dia ingin memperbaiki hidup tidak hanya denga bekerja sebagai TKI di Korea, tapi dia juga membekali diri dengan kuliah di Universitas Terbuka, Jurusan Komunikasi di Seoul - Korea, dan mengambil semacam kursus servis mobil di salah satu universitas di Korea




Lalu, tiba-tiba beberapa waktu kemarin, saya lihat berita bahwa salah satu video yang diupload mas Gokil ini jadi viral. Videonya menceritakan perjalanan dia ke sebuah tempat rekreasi dan mencoba wahana yang ada, yang bikin lucu adalah ekspresinya dan celotehan berbahasa jawanya ketika mencoba wahana tersebut, dan ke-pede-an si mas Gokil ini mengajak ngobrol mbak-mbak yang duduk di sebelahnya dengan bahasa Korea.



Updatenya mas Gokil Abis yang punya nama asli Parindra Sidik Cahyono ini bakal ke Indonesia memenuhi panggilan beberapa stasiun TV di Jakarta untuk interview. Wis lah, semoga selalu sukses mase :) Tetap berkarya dan tetap jadi diri sendiri. Yang mau tau lebih banyak si mas Gokil Abis ini monggo main ke channel youtubenya


Terakhir, saya jadi ingat sebuah kutipan dari materi standupnya Pandji bahwa "Sedikit beda, lebih baik dari pada sedikit lebih baik," dan "Gak ada sesuatu yang tiba-tiba langsung bagus, yang penting mulai aja dulu, menjadi bagus itu adalah bagian dari berproses,"
0

16 September 2017

Sebenernya ini postingan yang sungguh sangat terlambat, tapi karena ada yang bilang bahwa lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, maka tulisan ini saya buat sekarang.

Sudah kurang lebih setahun ini saya punya "keluarga baru" yang terdiri dari orang-orang dengan latar belakang berbeda, ada yang PNS, ada yang bekerja di Media juga seperti saya, ada yang dokter, ada yang youtuber, banker, backpacker, dan beberapa profesi lainnya. Mereka ini adalah orang-orang yang secara sukarela bergabung di komunitas yang saya bentuk 'Main ke Museum". 

Mereka-mereka ini yang bersama-sama saya selama kurang lebih setahun ini, bahu membahu berupaya memberikan pengalaman kepada adik-adik untuk mengenal sejarah bangsa ini melalui kegiatan Main ke Museum. 

Berawal dari sepenggal lirik lagu Menoleh nya Pandji "bahwa pelajaran tak harus dalam halaman buku sekolahan, buka wawasan," saya jadi berpikir untuk membuat sesuatu, membuat sebuah gerakan, tapi saat itu saya gak tau harus apa dan bagaimana memulainya, hingga saya mencoba untuk ikut bergabung sebagai relawan di Kelas Inspirasi Sukabumi, awal tahun 2016. Ini adalah kegiatan kerelawanan pertama yang saya ikuti. Perasaannya campur aduk, senang, capek, nagih, semuanya jadi satu. Ketemu teman-teman baru dengan semangat yang sama itu jadi tambahan energi tersendiri buat saya. Selesai KI Sukabumi, saya mendaftar lagi beberapa bulan setelahnya di KI Jakarta 5, di sinilah semua bermula. Di KI Jakarta 5, saya dapat sekolah di Tanah Tinggi. Saya sekelompok dengan orang-orang kece yang akhirnya sebagian diantaranya bergabung di Main ke Museum. 

Ketika KI Jakarta 5 berakhir, tercetuslah sebuah ide untuk kembali lagi ke Sekolah. Tapi apa yang akan dilakukan ketika kembali lagi ke sekolah? lalu saya terpikirkan menggabungkan museum dengan anak-anak. Kenapa? pertama saya suka geregetan ngeliat orang kalau datang ke museum cuma untuk foto-foto, demi eksis di sosial media tanpa tahu atau mau tahu tentang cerita yang ada dibalik foto, atau benda-benda yang ada di museum (I used to be one of this kind of people :( ). Okay memang gak semuanya begitu, tapi pemandangan itu yang lebih sering saya dapati ketika main ke museum. Bandingkan dengan orang luar yang ketika yang datang ke museum, mereka bahkan menyewa guide untuk memandu mereka menyusuri setiap ruangan yang ada untuk tahu sejarah apa yang ada dibalik benda-beda yang dipajang di museum. 

Lalu kenapa anak-anak? karena jauh dilubuk hati saya, sejak dulu saya punya concern terhadap pendidikan terutama untuk anak-anak. Saya percaya, bahwa maju atau mundurnya negara ini tergantung dari bagaimana anak-anak dididik. Dan pendidikan bukan hanya tugas pemerintah, tapi saya, kamu dan kita semua punya tugas yang sama, memastikan bahwa anak-anak di Indonesia, mendapat pendidikan yang sama dan layak. Berat? iya berat, karena Indonesia terdiri dari ribuan pulau. Tapi, kalau dilakukan bersama-sama tidak akan berat. Sudah ada banyak gerakan yang fokus terhadap pendidikan, sebut saja Indonesia Mengajar, Kelas Inspirasi, Seribu Guru, Koppaja, dan masih banyak lagi. Kalau kalian belum tau mau berbuat apa, mungkin bisa dicoba untuk terlibat menjadi relawan di salah satu komunitas tersebut. Sama seperti saya dulu, yang gak tau harus memulai dari mana. Lucky me, ketemu dengan Kelas Inspirasi, ketemu dengan orang-orang kece. Maka, ketika ide untuk kembali ke sekolah dengan mengajak anak-anak main ke musuem mendapat tanggapan positif, saya segera membuat proposal kegiatan, dan mulai memikirkan bagaimana agar kegiatan ini bisa berjalan tanpa membebani anak-anak, karena memang sekolah yang menjadi target dari komunitas ini nantinya adalah SD marjinal. 

Kegiatan pertama kami, berjalan cukup lancar, dengan persiapan yang cukup singkat, hanya sekitar tiga minggu dari sejak saya cetuskan ide ini. Kami kembali lagi ke sekolah, ketemu anak-anak yang punya semangat luar biasa. 









Hingga hari ini, setidaknya sudah 8 sekolah, 10 kegiatan, dan lebih dari 250 anak (Jakarta dan Jogja) telah kami ajak belajar, bermain dan bersenang-senang di Museum. Mimpi kami bisa mengajak lebih banyak anak lagi dan mengunjungi lebih banyak museum yang ada Indonesia. Can I get Amin? :)

Terakhir, saya cuma mau bilang bahwa ada banyak persoalan di negeri ini
Pilihannya : hanya mau berdiam diri dan berkeluh kesah atau mau ikut terlibat turun tangan
Saya memilih untuk yang kedua
Kini giliranmu. Ayo pilih perjuanganmu :)

0

14 May 2017

source : hahahastore.com
Ini adalah kali ketiga saya menonton show tunggal Ernest Prakasa, setelah sebelumnya di tahun 2015 Ernest membuat show tunggal bertajuk HAPPINEST dan di 2014 bertajuk Illucinati. Sebenarnya, untuk Ernest sendiri ini adalah show tunggalnya yang ke lima, karena show tunggal pertama Ernest berlangsung di 2012 "Merem Melek" lalu setahun setelahnya 2013 "Oriental Bandits". Butuh waktu dua tahun untuk Ernest kembali ke panggung Standup Comedy - panggung yang membesarkan namanya. Sebagai seorang penikmat standup comedy, nama Ernest Prakasa adalah salah satu nama komika yang menjadi favorit saya. Materi yang diangkat Ernest awal-awal dulu adalah soal ke Cina-annya. Hal ini juga yang ia angkat menjadi karya nya yang lain di luar Standup Comedy, yaitu melalui buku "Ngenest" yang kemudian dijadikan Film. Lalu, tahun lalu karya berikutnya adalah film Cek Toko Sebelah yang berhasil ditonton oleh kurang lebih 2,6 juta penonton - yang artinya 2,6juta orang liat perjuangan Ernest untuk berusaha nangis di film tersebut, ketika adegan di pemakaman. Buat yang nonton CTS pasti tahu adegan di mana Chew Kin Wah, Dion Wiyoko dan Ernest ada di satu frame di bagian menjelang akhir film. Usaha Ernest untuk nangis ini dia jadikan sebagai salah satu cerita di show tunggalnya kali ini.


Sebelum saya lebih jauh membahas bagaimana pecahnya pertunjukkan Setengah Jalan, saya mau menarik ke belakang sedikit, cerita gimana akhirnya saya bisa mendapatkan tiket pertunjukan Setengan Jalan. Jadi, sejak awal Ernest mengumumkan jadwal tour standupnya kali ini, saya udah niat untuk nonton. Tapi, ketika tiba saatnya penjualan tiket yang katanya saat itu di Kiostix, saya ga menemukan tiketnya di jual di situ. Lalu setelahnya kalau tidak salah akhirnya dijual di Hahahastore.com, nah di sinilah karena satu dan lain hal saya kelupaan, dan sekalinya inget, tiketnya udah habis. Setelah itu, saya benar-benar lupa soal shownya Ernest ini. Tapi, Sabtu sore, tanggal 13 Mei, tiba-tiba saya keingetan, bahwa show Ernest akan berlangsung di Sabtu malam, yang artinya tinggal beberapa jam sebelum pertunjukan. Seperti biasa, ketika mau nonton tapi ga punya tiket, yang saya lakukan adalah buka twitter, cari di tab search dengan keyword Ernest Prakasa, nah di situ bermunculanlah orang-orang yang mention ke Ernest mulai dari mention soal gak sabar nonton pertunjukannya, hingga mention soal mau ngejual tiket - yang intinya entah dia atau temannya batal nonton. Saya mention lah itu satu persatu mereka yang niat jual tiket. Sambil nunggu balasan, saya masih sempat tidur, bangun-bangun jam lima sore. Buka twitter, cek tab mention, ada beberapa yang ngebales. Singkat cerita, saya dapat tiket pertunjukkan di kelas Silver. Setelahnya saya bergegas ke Taman Ismail Marzuki.

Pertunjukan dimulai jam 19:30 WIB. ON TIME. Diawali dengan voice over yang menyapa penonton lalu memanggil nama MC yang juga komika dan pernah menjadi opener Ernest di shownya yang pertama Merem Melek : Ge Pamungkas. Suasana riuh ketika nama Ge disebut, lalu setelah Ge ada di atas panggung, ia yang kemudian memanggil nama MC kedua, seorang komika yang pernah menjadi opener di show Ernest "Illucinati", ARIE KRITING, kalau yang ini saya yang cukup heboh, karena saya salah satu yang suka dengan materi-materi yang dibawakan oleh Arie. Setelah Arie ada di atas panggung, ternyata masih ada satu MC lagi yang mereka panggil, seorang komika asal Kalimantan Timur, lebih tepatnya Samarinda (sebelahan sama kota saya, Balikpapan, sebagai anak Kaltim boleh lah ya saya ikut bangga) Ardit Erwanda, yang pernah menjadi opener Ernest di Happinest. Lengkaplah MC di atas panggung malam itu dengan komika yang pernah menjadi bagian dari show tunggalnya Ernest.

Lalu apa jadinya ketika tiga komika ada di atas panggung menjadi MC? Pastinya pecah, acara intinya belum mulai aja, saya udah sakit perut karena dibuat tertawa. Perkara hanya ngebacarin house rules aja bisa buat ketawa. Itulah spesialnya pertunjukan Ernest, dibuat panas sejak dari awal, bukan oleh opener tapi oleh MC. Jadi tugas opener untuk menghangatkan penonton agak ringan sedikit, karena penonton udah hangat duluan oleh MC - paling tidak itu pendapat pribadi saya. Hal yang menarik lainnya adalah, show dibuka oleh dua komika yang memiliki kebutuhan khusus : Dani dari Malang dan Adit dari Jakbar. Mereka berdua sama-sama memakai alat bantu kursi roda. Mereka battle di atas panggung. Materi mereka tentu mengangkat keresahan mereka sebagai penyandang disabilitas. Saya respect pada mereka, mampu menertawakan kekurangan dan mengangkatnya menjadi sebuah komedi. Itu cerdas sih menurut saya.
Dani dan Adit
(foto milik Fanny Gresia Hutabarat/@fangrezz)

Setelah Dani dan Adit, opener selanjutnya adalah ACI RESTI, tapi sebelum masuk ke Aci Resti, ada penampilan standup balkon oleh Bene Dion. Kenapa standup balkon? karena memang Bene berada di balkon, berpura-pura seperti reporter yang melaporkan secara langsung situasi penonton di balkon kelas Silver. Ini menarik banget, karena saya belum pernah melihat yang seperti ini. Interaksi Bene yang ada di balkon dengan ke tiga MC yang ada di atas panggung mampu membuat penonton tidak berhenti tertawa, saya saja sampai pegel rahang karena tertawa terus. Dan yang pecah banget dari standup balkon Bene Dion adalah kalimat terakhirnya yang saya gak akan tulis di sini, tapi mampu membuat Arie berujar "tolonglah kalau bikin materi itu jangan yang membahayakan penghasilan" dan ini lagi-lagi disambut gelak tawa penonton

Penampilan Aci Resti sebagai opener

Setelahnya baru penampilan Aci Resti. Sebagai juara stand up comedy academy (SUCA) Indosiar season 2, Aci Resti tampil kece malam tadi, membawakan materi tentang keresahannya sebagai juara 1 SUCA, tapi cuma dapat satu scene di film Cek Toko Sebelah - yang kalau menurut penuturan Ernest yang ditirukan oleh Aci, alasan kenapa cuma dapat satu scene ya karena dia juara SATU. Nah, sementara Arafah, sebagai juara dua dapat SEMBILAN scene. Aci juga ngebahas, berkat Standup comedy dia akhirnya main film bareng Reza Rahadian di Critical Eleven. Proses syuting CE juga tidak luput dari bahasan Aci, menunggu delapan jam dan ditake cuma sebentar, tanpa dialog, cuma disuruh ngangkat koper turun tangga, "udah gini aja mas? saya disuruh ngegelundung di tangga juga bisa loh sekarang" ini sukses banget sih bikin ketawa ngakak. Intinya penampilan Aci sebagi opener memuaskan. Tampil prima, tenang, dan yang pasti mampu mengocok perut sekitar 1300 penonton yang hadir di teater besar Taman Ismail Marzuki.

Setelah Aci Resti tampil, saya pikir MC akan langsung memanggil sang empunya acara, tapi ternayta belum, karena masih ada penampilan standup balkon dari Soleh Solihun yang berada di barisan penonton yang memegang tiket Bronze. Soleh sukses nge-riffing Pandji, karena keterlibatan Pandji seabagi jubir salah satu paslon saat pilkada DKI kemarin. Ini kacau sih, kacau kocaknya. Pandji yang ada di barisan penonton jadi bahan empuk nya Soleh. Setelahnya baru yang punya acara dipanggil.

Ernest Prakasa
(foto milik Fanny Gresia Hutabarat/@fangrezz)

Dengan disambut gemuruh tepuk tangan dan teriakan penonton, Ernest muncul dan langsung menyapa penonton. Setiap materi yang dilempar selalu berhasil menuai tawa. Kalau saya tidak salah ingat, materi awal Ernest adalah nge riffing pandji, ada kali sepersekian menit, Ernest nge riffing Pandji. "Banyak yang nanya ke gue, Nest kenapa lo masih temenan ama Pandji?" begitu Ernest memulai riffingnya soal Pandji, yang kemudian dilanjut dengan kalimat "karena kalau nanti dihadang ama FPI, ada Pandji ni yang bisa ngebelain, kan Pandji udh temenan ama mereka (FPI). Tenun Kebangsaan," kurang lebih begitu lah salah satu riffing nya Ernest ke Pandji.

Banyak hal yang dibahas Ernest malam tadi di shownya yang berjalan sekitar satu jam tiga puluh menit. Oh aya sebelum saya lebih jauh ngebahas beberapa materi Ernest, saya mau kasih tau buat yang gak nonton dan bertanya kenapa nama nya Setengah Jalan? jawabannya adalah karena rata-rata umur orang Indonesia sampai 70 tahun , dan tahun ini Ernest memasuki usia ke 35, yang artinya sudah setengah jalan dari perjalanan hidup. Ada quote yang menarik yang disampaikan Ernest "Bukan seberapa lama lo hidup, tapi kontribusi apa yang lo berikan selama lo hidup" A VERY WELL NOTED KOH.

Selain Pandji, yang juga jadi bahan stand up adalah Reza Rahadian dan Young Lex yang malam itu hadir juga diantara penonton. Reza dianalogikan Ernest seperti mainan di pasar gembrong yang ada tombol switchnya di bagian belakangnya, saking piawainya Reza dalam berakting ketika menjadi Rudi Habibie, sementara Young Lex, yang bikin ga habis pikir adalah tren baju yang ia pakai selutut, mau ngapa-ngapain juga susah, tapi Young Lex mampu menjual 1000 baju sebulan, artinya ada sekitar 1000 anak yang akan make baju selutut seperti Young Lex. Selain itu soal konten youtube Young Lex yang oleh banyak orang dianggap ga mendidik untuk anak-anak. Pertanyaan Ernest malam itu adalah : "Sejak kapan tugas mendidik itu jadi tugasnya Young Lex" Lalu dilanjut oleh Ernest bahwa kalau lo ga mau anak lo begitu ya tugas lo sebagai orang tua yang ngedidik anak lo. Hahahaha bener juga sih.


Beberapa materi Ernest malam tadi diantaranya adalah mengenai keresahan Ernest soal apa yang terjadi akhir-akhir ini, isu yang sebenarnya sensitif untuk dibahas, apalagi kalau bukan yang nyerempet-nyerempet ke isu agama dan penistaan agama, bahkan Ernest 'khawatir' bahwa nama shownya Setengah Jalan yang kalau disingkat SJ bisa diartikan menjadi Saved by Jesus, dan bahwa sebenernya show ini hanya bagian awalnya saja yang komedi, selebihnya adalah bedah alkitab, hahahha. Ini lah kenapa saya suka standup comedy, bisa dengan gamblang menertawakan hal-hal sensitif tanpa perlu merasa tersinggung. "Tenang aja gue punya tiga botol air minum, satu untuk gue minum, duanya lagi untuk pembaptisan" lanjut Ernest sesaat setelah meneguk air minum di sela-sela shownya.

Keresahan lainnya yang dituangkan menjadi materi adalah bahwa sekarang twitter sudah gak seasyik dulu. Kangen twitter yang dulu yang bisa asyik, lucu-lucuan mainan hashtag. Kemudian Ernesy bercerita, dulu, paling kalau misalkan dia ke Jogja, lalu ngetwit "ternyata gudeg biasa aja" paling mention yang masuk cuma "ah masa sih bang" "enak kok bang", tapi kalau sekarang nge twit begitu, tab mention bisa penuh dengan kalimat yang mungkin akan berbunyi "Ernest menistakan makanan lokal Jogja," dsb yang isinya bisa loncat kemana-mana dan bisa nyerempet lagi-lagi ke soal penistaan. Bahkan tab mention Ernest ramai ketika dia sempat tersandung masalah soal Zakir Naik, tab mentionnya penuh dengan kalimat mutiara, salah satunya : " Dasar babi, pulang lo ke Cina," kalimat ini kemudian diulang Ernest dan ia mengajak penonton menelaah kalimatnya. Dasar babi, pulang lo ke Cina. "Begini ya, kalimat dasar babi, ini maksudnya gimana sih? menyamakan dengan babi yang pentilnya sembilan gitu? trus pulang lo ke Cina. Gue dari lahir di Jakarta, kalau gue disuruh pulang ke Cina, mau tidur di mana gue, gue ga punya sodara, ga punya teman di Cina," kira-kira begitu Ernest membedah kalimat yang masuk ke tab mention twitternya :)))))

Selain materi yang cukup sensitif, Ernest juga membawakan materi yang ringan seperti soal alis perempuan. Ini kocak banget sih. Ngebahas soal fungsi alis sebagai pelindung mata dari tetesan keringat, karena keringat itu sifatnya asin dan akan pedes kalau masuk ke mata. Tapi, oleh perempuan, alis ini dicukur kemudian digambar lagi. "mau lo gambar bendungan sekalipun, ga akan mampu nahan keringat, bakal masuk ke mata lo juga," BENER BANGET. Tapi, tetep aja, kami perempuan, akan nyukur alis supaya rapi dan tetep akan digambar lagi. Alis yang cetar itu menjadi bagian dari penampilan yang bisa bikin PD :))))


Materi Ernest lainnya adalah menyangkut soal Awkarin di video nya yang cuma pakai celana pendek dan BH item dan naik kuda, lalu pencapaian Ernest dalam film Cek Toko Sebelah yang berhasil menyabet enam piala di ajang Indonesia Box Movie Awards, yang menurut pengakuan Ernest bukan soal pialanya, tapi bahwa malam itu Raditya Dika ga bawa pulang piala apapun. Ngehek sih ini. Juga soal tawaran main di Rudi Habibie yang sempat hampir ditolak Ernest karena ngerasa dia bukan aktor drama, tapi begitu tau akan syuting di Jerman bareng Chelsea Islan, maka dia berubah pikiran. Yang juga jadi materi yang berhasil terdeliver dengan baik adalah soal pantun di Citilink yang memakai namanya sebagai bahan pantun ketika penerbangan Balikpapan - Denpasar. Materi soal anak juga menjadi bahasan Ernest, tentang bagaimana obrolan anak SD jaman sekarang, dan ditutup dengan materi soal toilet training Snow - anak kedua Ernest. Dengan berakhirnya materi soal toilet training itu, maka berakhir pula pertunjukan Setengah Jalan Ernest. Standing Applause pantas didapatkan Ernest. Pertunjukan yang sempurna buat gue, mulai dari MC, opener, hingga Ernest sebagai pemilik acara. Terima kasih Ernest karena telah menyajikan sebuah pertunjukan standup comedy yang sungguh sangat luar biasa.

Para pengisi acara, mulai dari MC, Opener, hingga sang empunya acara
(foto milik Fanny Gresia Hutabarat/@fangrezz)


VIVA LA KOMTUNG!





0

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net